09/02/13

Kasus Bunuh Diri Meningkat, Pemerintah Diam Saja ?

Sat, 31/07/2010 - 17:18 WIB
                      
SRAGEn,rimanews- Jumlah kasus bunuh diri di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dalam enam bulan pertama 2010 meningkat dibandingkan pada periode yang sama tahun 2009.
"Hingga semester pertama 2010 ini, sudah ada 13 kasus bunuh diri di Sragen atau meningkat 30 persen dibanding periode yang sama tahun 2009," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolimas) Sragen, Wangsit Sungkono di Sragen, Jumat (30/7).
Pada semester pertama 2009, jumlah kasus bunuh diri di Sragen mencapai 10 kasus dan hingga akhir 2009 mencapai 18 kasus.
"Kebanyakan kasus bunuh diri yang ada di Sragen disebabkan oleh sakit menahun pelaku yang tidak kunjung sembuh. Pelaku umumnya berusia di atas 50 tahun," kata Wangsit.
Selain itu, beratnya beban ekonomi juga menjadi penyebab banyaknya kasus bunuh diri di Sragen.
"Dari kasus-kasus yang ada tersebut, kebanyakan terjadi di wilayah Sragen sebelah utara yang kebanyakan kecamatannya merupakan daerah perbukitan yang jarang air," kata Wangsit.
Menurut dia, dibandingkan daerah-daerah lain di Keresidenan Surakarta, jumlah kasus bunuh diri di Sragen termasuk tinggi.
Oleh karena itu, lanjut Wangsit, pihaknya saat ini berupaya meningkatkan pembinaan mental dan motivasi bagi masyarakat Sragen, terutama kalangan menengah ke bawah.
"Selain itu, kami juga terus memberikan pelatihan ketrampilan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah agar mereka dapat meningkatkan perekonomian mereka," katanya.
Perbaikan kondisi perekonomian seseorang yang diimbangi dengan ketaqwaan terhadap ajaran agama dapat memotivasi masyarakat untuk terus bertahan hidup, katanya.
"Dengan semua upaya tersebut, kami berharap jumlah kasus bunuh diri dapat ditekan hingga tidak ada lagi di Sragen ini," kata Wangsit Sungkono

Gunung Kidul Meningkat
Kasus bunuh diri  di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2010 cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sehingga perlu diambil langkah untuk mengatasinya.
“Pelaku bunuh diri di kabupaten ini didominasi kalangan petani. Penyebabnya faktor ekonomi dan menderita penyakit yang tak kunjung sembuh,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Gunung Kidul AKP M. Qori Oktohandoko di Wonosari, Sabtu (31/7).
Menurut dia, kasus bunuh diri di kabupaten ini pada Januari-Juli 2010 tercatat 17 kasus, sedangkan pada 2009 tercatat 29 kasus. Kemungkinan kasus bunuh diri di Gunung Kidul pada 2010 bakal bertambah karena tren kasus ini cenderung meningkat setiap tahun.
Kasus bunuh diri terakhir pada 30 Juli 2010 menimpa petani warga Plembengan Kidul, Candirejo, Semanu bernama, Wonokromo (90), yang  ditemukan keluarganya menggantung diri di tempat penyimpanan kayu bakar yang digunakan untuk memasak.
“Keluarga korban mengira Wonokromo pergi ke ladang, tetapi ketika salah satu keluarganya mau mengambil kayu untuk memasak pada Jumat (30/7)  pukul 11.00 WIB menemukan Wonokromo sudah tergantung dengan seutas tali,” katanya.
Setelah tim medis Puskesmas Semanu dan polisi melakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan dan kasus ini bunuh diri murni, katanya.
Direktur Lembaga Kajian dan Pendidikan Sosial Yogyakarta Aminuddin Azis mengatakan fenomena bunuh diri di Gunung Kidul merupakan akibat adanya krisis konsep hidup.
“Pelaku bunuh diri memiliki krisis konsep hidup sehingga ketika ada permasalahan yang menurut mereka tidak mampu diselesaikan kemudian memilih mengakhiri hidupnya. Mereka bunuh diri bukan karena mau lari dari tanggung jawab melainkan karena tidak mau membebani keluarganya,” katanya.(B)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar