10/02/13

Jelok, Desa Sejuk Penuh Petualangan

Tepat jam 7 pagi kami sudah berkumpul di lobby RS JIH, cek point kami sebelum perjalanan ke Desa Wisata Jelok, Beji, Patuk, Gunung Kidul. Aku, Tiwi, mbak Lina dan Naila, tinggal menunggu Erwin yang katanya kemarin mau ikut juga. Setelah sekitar setengah jam menunggu Erwin, dan dia  belum datang juga, aku menghubungi ponselnya dan ternyata ponsel  tidak aktif. Pasti deh nggemboss lagiiii... Ya sudah, rencana diubah karena tadinya ke Jelok salah satunya mau memakai motor Erwin.
Akhirnya kami balik ke rumahku di Kotagede, untuk menukar motorku dengan motor adikku, sekalian sarapan di Warung Soto Wonosari, sedaaappp... Akibatnya jelas deh molor waktu dari rencana semula jam 08.00 sampai lokasi. Jam 09.00 kami baru menuju Jelok, berboncengan, Naila dengan mbak Lina, aku dengan Tiwi. Alhamdulillah, perjalanan lancar, jalanan belum terlalu ramai. Mbak Lina seperti biasa sudah melesat duluan... ha ha ha tadi aku lupa memberitahu rute dan lokasi persisnya Desa Jelok...
Dan benar saja begitu sampai pertigaan Patuk seharusnya kita belok ke kanan, mbak Lina sudah melaju entah sampai di mana, nggak kelihatan lagi. Bagus deh ;) mana sinyal hp nggak ada lagi... Tapi akhirnya setelah jalan ke sana kemari mencari sinyal yg lumayan bagus mbak Lina berhasil kuhubungi dan dia sudah hampir sampai Putat... alamaaakkk jauhnya ha ha ha... Nunggu beliau berdua deh kita....
Perjalanan ke Desa Jelok mengasyikkan menurutku, masih sejuk dan alami. Jalan yang masih dekat dengan kotanya sudah diaspal, menurun dan berkelok kelok dengan pohon-pohon rindang di kanan kiri jalan. Sejuuuk banget.... Semakin ke dalam jalanan semakin tidak rata, masih batu dan aspal kasar, pemandangan sawah yang hijau terlihat sejauh mata memandang. Damai banget, sampai terlintas di pikiranku, membandingkan perasaanku pada waktu aku sedang berada di Senayan City ha ha ha, kebalikannya banget deh...
Perjalanan ke sana sekitar 45 menit karena lokasi tepatnya kita belum tahu persis, hanya berdasarkan petunjuk bbm dik Azis yang ada di situ. Jadi jalannya memang pelan-pelan dan masih celingak celinguk mencari tanda-tanda yang diberikan, sambil menikmati pemandangan juga sih ;)

Akhirnya setelah melewati jalan setapak yang menurun kami sampai juga di pinggir sungai yang berarus lumayan deras. Kami sudah meringis-ringis, antara senang dan pertanyaan berani atau nggak ya, karena kami berniat berperahu di Sungai Oya. Kami melewati jembatan gantung yang membentang di atas sungai untuk sampai ke Desa Jelok. Kata dik Azis jembatan itu dibangun dari swadaya masyarakat Desa Jelok, karena sebelum ada jembatan penduduk Desa harus menyeberangi sungai untuk berbagai keperluan. Haaaa ini dia jembatannya..... Seru kan ?
Jembatan gantung menuju Desa Wisata Jelok
Sampai di seberang kami menyaksikan suasana yang sangat alami.  Puncak gunung berapi purba Nglanggeran yang tertutup kabut terlihat indah banget. 
Puncak gunung yang tertutup kabut tidak tertangkap kamera
Penduduk sedang bergotong royong membersihkan jalan. Rumah tanpa dinding pembatas dan hanya ada balai-balai untuk duduk berada di sebelah kanan jalan kecil itu. Di situ kami disambut dengan minuman wedang secang dan kacang rebus ha ha ha khas banget. Kami meletakkan tas-tas kami di situ. 
Marakke liyer-liyer ;D
Kami melihat-lihat sekeliling, selain bangunan tadi ada juga beberapa bangunan kecil sebagai taman baca anak-anak. Bangunan-bangunan itu disediakan untuk berbagai kegiatan anak-anak dan remaja di desa itu, selain untuk menyambut dan menjamu tamu-tamu yang berkunjung di Desa Wisata Jelok. Asri banget pokoknya.
Gotong Royong warga dan jalan setapak desa

Jalan setapak menuju jembatan
Sekitar jam 10.30 kami bersiap-siap untuk berperahu menyusuri Kali Oya. Rencananya rute yang diambil adalah rute Bunder-Jelok. 


Perjalanan menuju ke jembatan untuk selanjutnya menuju Bunder



Melewati jembatan gantung, sudah nggak takut lagi... ;)

Background pak pemandu yang memanggul kano

Kereeenn... Siapa berani hayooo... ;D
Jadi kami membawa perahu dan semua perlengkapan ke Bunder. Setelah briefing dan berdo'a kami mulai memasukkan perahu kano ke sungai, eh bukan kami tapi para pemandunya. Kami tinggal nyemplung aja di dalam perahu setelah perahu siap di atas sungai ;) Luar biasa gembiranya Naila bisa benar-benar berperahu dan menjadi basah....
Yang sibuk pemandunya, sumpah ha ha ha...
Perahu berisi 2 orang plus 1 pemandu. Aku dengan Naila, mbak Lina dengan Tiwi.... Serunyaaa.... 
Ready to gooo....

Ayoooo.. eh, tunggu dong pemandunya, belum masuk kano tuuh...

Bunda, helm kakak kegedean nih...

Kano spesial khusus pemandu niii...

Kenapa jadi banyak banget yang ngawal yak, ha ha ha....
Kami berperahu menyusuri sungai yang pada waktu itu lumayan berarus karena malamnya sempat hujan deras. Alhamdulillah, jadi tidak terlalu banyak mendayung dan jalan perahu lumayan cepat. Matahari juga bersinar redup, tidak terlalu terik, mendukung banget deh pokoknya cuaca hari itu. Ada beberapa jeram kecil yang kami lewati yang membuat Naila berteriak-teriak kegirangan. Dia tidak menunjukkan ketakutan sama sekali, bahkan dia berani duduk di ujung perahu untuk menyambut air yang menyipratinya di jeram kecil. Pemandangan di sepanjang sungai juga sangat indah, tumbuhan hijau di kanan kiri, kicauan burung bersahutan dan biawak yang sesekali muncul.... Hedeh, aku paling ngeri hal satu ini. Di setengah perjalanan ada air terjun kecil dengan air yang sangat bening. Semua turun menikmati guyuran air terjun, sayang banget nggak bawa kamera ya, jadi tidak ada fotonya di situ...
Salah satu view di sepanjang aliran sungai, cantik banget yaa...
Ini juga, tidak kalah indah...
Sekitar satu jam perjalanan kami sampai kembali di Desa Jelok. Mbak Lina dan Tiwi membawa kelapa muda di perahunya. Tadi dia dipanggil penduduk desa dan ditawari kelapa muda hi hi hi asyiknya hidup di desa ya...
Kelapa muda setelah lelah mendayung

Angkat-angkat kano untuk next flight rombongan lain ha ha ha
Kami naik dari sungai dengan baju basah kuyup. Kami segera ganti pakaian dan hidangan makan siang bahan organik sudah tersedia dengan lezatnya. Nasi putih, sayur lodeh terong, melinjo dan daun so, tahu tempe dan ikan goreng, kerupuk dan sambel bawang.... Ha ha ha momennya pas banget, jadi kita makan tanpa malu-malu dan bahkan malu-maluin.... Saking lahap dan banyaknya kita makan jadi berakibat kami ngantuk berat setelah makan..... :D
Alhamdulillah, nikmat sekali...
Dan seperti biasa setelah makan kamipun pulang ha ha ha... Pamitan dengan dik Azis dan penduduk desa Jelok, dengan niat suatu saat nanti kami mau kembali lagi ke sini, desa yang indah, sejuk dan nyaman. Kami pulang dengan waktu yang lebih cepat. Tujuan kami  balik lagi ke RS JIH karena motor Tiwi ada di sana. 

Dan sesampainya di RS JIH langsung nongkrong di Parsley sambil menunggu hujan reda. Kita kehujanan lho waktu perjalanan pulang...
Terima kasih ya Allah atas petualangan seru ini, atas perlindunganMu... 
 
 Desa Wisata Jelok, 06 Mei 2012
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar