09/02/13

Kasus bunuh diri di Gunung Kidul meningkat

Sabtu, 31 Juli 2010 09:28 WIB
Gunung Kidul–Kasus bunuh diri  di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2010 cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sehingga perlu diambil langkah untuk mengatasinya.
“Pelaku bunuh diri di kabupaten ini didominasi kalangan petani. Penyebabnya faktor ekonomi dan menderita penyakit yang tak kunjung sembuh,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Gunung Kidul AKP M. Qori Oktohandoko di Wonosari, Sabtu (31/7).
Menurut dia, kasus bunuh diri di kabupaten ini pada Januari-Juli 2010 tercatat 17 kasus, sedangkan pada 2009 tercatat 29 kasus. Kemungkinan kasus bunuh diri di Gunung Kidul pada 2010 bakal bertambah karena tren kasus ini cenderung meningkat setiap tahun.
Kasus bunuh diri terakhir pada 30 Juli 2010 menimpa petani warga Plembengan Kidul, Candirejo, Semanu bernama, Wonokromo (90), yang  ditemukan keluarganya menggantung diri di tempat penyimpanan kayu bakar yang digunakan untuk memasak.
“Keluarga korban mengira Wonokromo pergi ke ladang, tetapi ketika salah satu keluarganya mau mengambil kayu untuk memasak pada Jumat (30/7)  pukul 11.00 WIB menemukan Wonokromo sudah tergantung dengan seutas tali,” katanya.
Setelah tim medis Puskesmas Semanu dan polisi melakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan dan kasus ini bunuh diri murni, katanya.
Direktur Lembaga Kajian dan Pendidikan Sosial Yogyakarta Aminuddin Azis mengatakan fenomena bunuh diri di Gunung Kidul merupakan akibat adanya krisis konsep hidup.
“Pelaku bunuh diri memiliki krisis konsep hidup sehingga ketika ada permasalahan yang menurut mereka tidak mampu diselesaikan kemudian memilih mengakhiri hidupnya. Mereka bunuh diri bukan karena mau lari dari tanggung jawab melainkan karena tidak mau membebani keluarganya,” katanya.
ant/rif

http://www.soloposfm.com/2010/07/kasus-bunuh-diri-di-gunung-kidul-meningkat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar