10/02/13

Adat Istiadat Gunungkidul

YOGYAKARTA, ITM- Masyarakat di Gunungkidul pada umumnya masih sangat menjaga tradisi budaya yang telah tumbuh dan hidup selama bertahun tahun. Kemasan acara tradisi tersebut, selalu dihubungkan dengan siklus hidup manusia dan alam raya, memiliki potensi wisata yang bisa menarik wisatawan.
Hal itu disampaikan Azis, direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Yogyakarta dalam siaran pers yang dikirimkan kepada ITM, Minggu (1/10). Dia menyebut contoh, kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Jelok, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, dalam rangka menyambut musim tanam dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.
Mereka mengadakan ritual Merti Kali, berupa iring-iringan gunungan hasil panen dan doa bersama yang dilaksanakan di tengah sungai (kali) yang melintasi dusun mereka.
Acara Merti Kali tahun ini menjadi lebih menarik karena dikemas dalam acara Festival Kali Oya, dengan berbagai macam acara.
Kemasan Festival Kali Oya ini diprakarsai oleh Komunitas Belajar Kampung Nusantara, yang telah beberapa tahun ini mendirikan komunitas belajar dan sekolah alam di dusun tersebut.
“Melihat dari antusiasnya masyarakat dalam mengikuti acara tersebut, serta mampu menarik perhatian dari masyarakat luar dusun, bahkan luar Gunungkidul, acara semacam itu sebenarnya bisa di kemas menjadi atraksi wisata, sebagai dukungan terhadap promosi wisata di Gunungkidul,” tulisnya.
Apalagi kondisi alam dan lingkungan di Dusun Jelok, Desa Beji tersebut, sangat asri dan masih menyimpan dan menjaga tradisi dan adat istiadat masyarakatnya.semoga ke depan instansi terkait di Pemda Gunungkidul, maupun di Provinsi DIY, mampu melihat potensi ini.
Informasi selengkapnya hubungi:
Aziz, Direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Yogyakarta. Jl Baron No 05 Siraman, Wno Gk Telp (0274)393162, email:azizgarda@yahoo.co.id

http://blog.umy.ac.id/sulastrisri/2012/01/03/adat-istiadat-gunungkidul/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar