10/02/13

Mbah Giman Bukan Potret Kemiskinan




Tidak saja warga di lingkungannya, namun orang di luar Dusun Jelok juga menilai Sugiman sebagai sosok yang rela berkorban demi kebahagiaan anak. Aminuddin Aziz, Koordinator Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Gunungkidul menjadi salah satu orang yang mengetahui kehidupan Sugiman.
Sejak tahun 1990-an Aziz memberikan pendampingan kepada warga Dusun Jelok, Desa Beji, Patuk, cukup tahu kondisi Sugiman. Menurutnya Mbah Giman adalah tipe petani yang sederhana yang lebih memilih hidup nrima untuk membahagiakan anak-anaknya. “Yang dia sisakan tinggal rumah yang dia tempati sekarang, hartanya diberikan kepada anak. Rumah tersebut merupakan rumah kenangan dia bersama istrinya,” ujar Aziz yang berasal dari Siraman, Wonosari Gunungkidul itu.
Ia menyadari jika Mbah Giman saat ini tinggal di rumah yang tak layak huni dan sebenarnya bukan sepenuhnya sebagai bentuk potret kemiskinan. Tetapi lebih secara psikologi orangtua yang memang layak dicontoh orang lain karena memang prinsip yang tidak egois.
“Biarlah Mbah Giman hidup dengan ukuran yang dia miliki, hanya kami perlu memberikan pendampingan agar rumah dan lingkungan yang dia tempati menjadi layak huni,” terangnya. (Sunartono) (JIBI)

 http://www.koran-o.com/2012/lelakon/mbah-giman-bukan-potret-kemiskinan-22521

Tidak ada komentar:

Posting Komentar