17/12/13

Lestarikan Budaya, Siswa SMKN 1 Wonosari Belajar Membatik

Minggu, 17 November 2013 - 14:41:24 | wahyu-wibowo / Sorot Gunungkidul

Lestarikan Budaya, Siswa SMKN 1 Wonosari Belajar Membatik
Siswa SMKN 1 Wonosari belajar membatik
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Sebanyak 50 siswa dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Wonosari mengikuti pelatihan membatik dalam rangka peningkatan, pengembangan dan pelestarian budaya daerah. Acara tersebut digelar di ruang pertemuan SMK N 1 Wonosari, Minggu (17/11/2013).
Dalam kesempatan ini siswa dilatih untuk mendesain sendiri pola batik oleh Komunitas Batik Cangkring, Bansari, Kepek, Wonosari. Hal ini dilakukan agar siswa lebih terampil dalam belajar dan penuh imajinasi dalam berkarya serta peduli serta mau melestarikan batik.
Anggota Pokja kurikulum SMK N 1 Wonosari, Partinah mengatakan, kegiatan ini juga dalam rangka pemanfaatan dana keistimewaan DIY. Beberapa waktu lalu pihak sekolah telah mengajukan dana tersebut melalui proposal yang dikirim ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdipora) Provinsi DIY. Meski dananya belum cair, namun pihak sekolah terlebih dahulu mencukupi dana pelatihan sembari menunggu turunnya dana keistimewaan tersebut. Selain membatik, direncanakan juga akan dilakukan pelatihan pranata adicara.
"Kegiatan ini juga dalam rangka mengisi kegiatan siswa di luar sekolah, terutama pada saat libur. Pasalnya, pada jam sekolah siswa lebih difokuskan dalam kegiatan belajar mengajar," kata Partinah.
Terpisah, Koordinator Daerah (Korda) Forum Keistimewaan untuk Kesejahteraan (FKK ), Aminudin Aziz memaparkan, dengan kegiatan pelatihan batik, siswa - siswi berarti ikut melestarikan seni budaya Yogyakarta. Hal tersebut sejalan dengan visi Keistimewaan Yogyakarta yang harus memiliki spirit, Ketuhanan, Kemanusiaan dan Keadilan.
"Melalui strategi budaya dengan pelatihan batik tersebut akan membangun karakter anak, dimana pembangunan karakter anak sekarang ini menjadi arus utama dunia pendidikan. Ini juga salah satu upaya pemanfaatan dana keistimewaan," katanya.
 

14/11/13

KPH Wironegoro: DAIS Sepenuhnya untuk Kesejahteraan Warga

Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Ketua Forum Keistimewaan untuk Kesejahteraan (FKK) KPH Wironegoro mengadakan sosialisasi Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta di Balai Padukuhan Bansari, Kepek, Wonosari dengan mengundang ratusan warga setempat, Minggu (10/11/2013) siang.

 
Tujuannya, untuk menjaring aspirasi tentang Keistimewaan DIY dan menjelaskan peruntukan dana keistimewaan (Dais). "Dana keistimewaan ini diutamakan untuk kesejahteraan masyarakat dan kebudayaan yang ada di DIY, " kata KPH Wironegoro.
Sosialisasi tersebut juga bermaksud agar masyarakat Gunungkidul mengerti manfaat pasca disahkannya UU Keistimewaan pada 30/08/2013 lalu. " Warga DIY juga harus mengetahui bagaimana nantinya tentang penggunaan dana keistimewaan" imbuhnya.

Sementara itu, Korda FKK Kabupaten Gunungkidul, Aminudin Aziz menjelaskan, pada tahun 2013 dana keistimewaan akan cair sebesar Rp 231 Milyar, dan di tahun 2014 akan cair Rp 1,4 Triliyun. Dari jumlah dana yang ada, 80 % akan disalurkan untuk bidang kebudayaan.

“Kami adakan ini untuk menjaring anspirasi masyarakat Gunungkidul tentang dana keistimewaan yang akan cair nantinya. Dana itu sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat dimana 80% akan digunakan di bidang kebudayaan," katanya.

http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-3653-kph-wironegoro-dais-sepenuhnya-untuk-kesejahteraan-warga-.html#ixzz2kbaN7LJt

05/11/13

Gudeg Jantung Pisang Jadi Unggulan Desa Wisata Jelok


Wakil Pupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (kiri) dan Ki Bekel Joko Supriyanto dari Kraton Yogyakarta saat menikmati hidangan Gudeg Jantung Pisang di Desa Wisata Jelok, beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin) 

Wakil Pupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (kiri) dan Ki Bekel Joko Supriyanto dari Kraton Yogyakarta saat menikmati hidangan Gudeg Jantung Pisang di Desa Wisata Jelok, beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Gudeg gori atau nangka muda mungkin hal yang biasa ditemui di Jogja. Namun pernahkah Anda mencicipi gudeg dari jantung pisang. Anda bisa menemukannya di Desa Wisata Jelok, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul.
Gudeg jantung pisang yang menjadi makanan khas desa setempat tersebut ternyata disukai oleh sejumlah orang yang hadir termasuk Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi dan Ki Bekel Joko Supriyanto dari Kraton Jogja ketika disuguhkan dalam acara syukuran pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu dan KPH Notonegoro di pendopo Desa Wisata Jelok, Jumat (25/10/2013).
Adalah Rumiyati, Rubiah, Purwati dan Semi yang membuat gudeg jantung pisang itu. Dari tangan mereka jantung pisang disulap menjadi gudeg yang bercitarasa, yang tidak kalah dengan gudeg nangka. Cara pebuatannya pun tidak jauh berbeda dengan gudeg nangka. Butuh sehari semalam jantung pisang bisa halus dan menjadi gudeg. “Yang paling lama kukusnya karena setelah diiris-iris kemudian dikukus sampai 10 jam,” kata Purwati.
Uniknya gudeg jantung pisang pun dicampur dengan ulam kalen atau ikan dari kali. Ikan-ikan itu dikukus bersamaan dengan jantung pisang. Tak pelak, gudeg ini pun semakin gurih di lidah.
Sukriyanto, ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Jelok mengatakan, ide pembuatan gudeg itu berawal dari banyaknya jantung pisang di sekitar Jelok yang dibuang begitu saja. Meski ada beberapa orang yang memanfaatkannya untuk dibuat sayur. “Tapi belum pernah ada yang dibuat gudeg,” ucapnya.
Akhirnya setelah didiskusikan bersama masyarakat Dusun Jelok, gudeg jantung pisang akan menjadi ciri khas makanan Desa Wisata Jelok. Ternyata tidak semua jantung pisang bisa dimasak. “Tidak sembarang jantung pisang, harus jantung pisang kepok yang bisa dimasak,” kata Sukriyanto.
Untuk ulam kalen sebagai campur gudeg pun mereka tidak begitu kesulitan. Mengingat Desa Wisata jelok berdampingan dengan Kali Oya. Ikan bisa diambil kapan saja akan dimasak. Mereka memang sudah lama menjaga Kali Oya dan menyebar berbagai macam ikan.
Ide gudeg jantung pisang pun mendapat tanggapan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunungkidul. Disbudpar menyambut baik dengan upaya masyarakat Jelok menjadikan gudeg jantung pisang sebagai branding atau ciri khas Desa Wisata Jelok. Bahkan sebagai bentuk dukungan, Disbudpar menggandeng Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura (TPH) agar budi daya pisang kepok tetap lestari sehingga ketersediaan bahan dasar gudeg jantung pisang tetap tersedia.
“Ini hal baru. Saya sudah mencoba gudeg jantung pisang ini rasanya tidak kalah dengan gudeg-gudeg lainnya,” kata Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Disbudpar Gunungkidul Hari Sukmono.
Hari mengakui di Gunungkidul banyak jantung pisang sehingga dengan adanya terobosan makanan khas bisa menjadi salah satu terobosan daya tarik wisatawan. “Ketika orang mendengar Gudeg Jantung Pisang akan mengingat juga Desa Wisata Jelok,” ucapnya.
Kini gudeg jantung pisang itu pun sudah diresmikan menjadi branding Desa Wisata Jelok oleh Ki Bekel Joko Supriyanto. Bahkan ia menamakan gudeg tersebut dengan sebutan gudeg sinuhun

http://www.harianjogja.com/baca/2013/10/29/gudeg-jantung-pisang-jadi-unggulan-desa-wisata-jelok-460638

28/10/13

Warga Jelok Beji Gunungkidul menyulap jantung pisang jadi gudeg


Warga Jelok Beji  Gunungkidul menyulap jantung pisang jadi gudeg
GUDEG SINUWUN BERBAHAN JATUNG PISANG
PASTVNEWS.COM, Gudeg tentu  tidak asing dengan kata ini, apalgi warga Jogja sudah sring melahap menu tersebut  sebagai sajian makanan khasnya.

Ehh gudeg yang satu ini beda dengan gudeg yang selama ini kita kenal  dari buah gori atau nangka muda, berbeda dengan gudeg buatan desa wisata Jelok Beji Patuk ,Justru makanan khasnya  terbuat dari jantung pisang yang di racik dengan racikan ala masakan Jawa hingga menghasilkan menu yang edi dan enak.
Gudeg  sinuwun di racik dari jantung pisang dan di tambah ikan kali oya yang enak dan guruh serta manis.

Warga Jelok beji menamai Gudeg Sinuwun. Sinuwun dari  “kata Si,yang artinya  kata “Jelas” Nuwun berarti  Terimakasih  (jelas dan terimakasih) pengambilan nama ini di samping arti yang demikian, memang  sejak dulu jatung pisang  yang hanya di kenal sebagai pakan ternak, kini di sulap menjadi makanan enak  yang artinya  “jelas  matur nuwun enak di makan”.

Sukriyanto tengah bersama pokdarwis Syukuran gudeg sinuwun

Demikian seperti di ungkapkan oleh Sukriyanto  pelaku Pokdoarwis Jelok 25 Oktober 25 Oktober 2013. Acara launching  gudeg sinuwun di hadiri warga padukuhan Jelok, lurah desa, dinas Pariwisata Gunungkidul, wakil bupati Immawan Wahyudi , utusan dari kraton Ngayogyokarto yang di wakili Ki bekel Supriyanto,  dan sejumlah media masa, baik elektronik dan cetak ikut mengabadikan acara.

WAKIL BUPATI GUNUNGKIDUL

Wakil bupati dalam sambutannya, saya mendukung penuh menu khas ini, untuk itu setelah di launching setiap saat  pokdarwis harus mau melayani.

Usai sambutan di lanjutkan makan bersama di lanjutkan pemotongan tumpeng yang di berikan oleh Lurah desa Beji bapak Edi.  Wakil bupati Immawan mendorong penuh agar  makanan khas gudeg sinuwun “Mak Nyus, ketika di komentari pastvnews.com, fiq”

http://www.youtube.com/watch?v=0woWkfdhZ10

http://www.pastvnews.com/wisata/warga-jelok-beji-gunungkidul-menyulap-jantung-pisang-jadi-gudeg.html

Desa Wisata Jelok Launching Gudeg Sinuwun

Desa Wisata Jelok Launching Gudeg Sinuwun
Launching gudek sinuwun
Patuk,(sorotgunuyngkidul.com)--Yang namanya makanan gudeg pasti identik dengan buah nangka muda atau istilah Jawa, gori dimasak dengan santan kental yang khas. Namun lain halnya dengan Gudeg Sinuwun, gudeg racikan tangan terampil warga Jelok, Beji, Patuk ini justru berbahan baku Jantung Pisang Kepok Kuning dipadu ikan air tawar. Aroma dan citarasa khas dipercaya dapat menjadi daya tarik wisatawan datang ke Jelok.
Desa Wisata Jelok sebagai obyek wisata andalan Desa Beji, Patuk, Gunungkidul baru saja launching Gudeg Sinuwun. Makanan ini dipatenkan sebagai makanan khas desa setempat. Gudeg Sinuwun adalah gudeg berbahan baku jantung pisang yang dipadu dengan ikan sungai yang rasanya mempunyai cirri khas yang berbeda dibandingkan sajian gudeg pada umumnya.
Hadir dalam acara ini, Wakil Bupati Gunungkidul Drs. Immawan Wahyudi, Perwakilan dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Ki Bekel Joyo Supriyanto, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul, Supriyadi STP, Kepala Desa Beji, dan masyarakat kawasan Desa Wisata Jelok, Beji, Patuk.
Drs.Immawan Wahyudi dalam sambutannya menyatakan sangat mendukung kreatifitas masyarakat Desa Wisata Jelok yang telah mengolah jantung pisang menjadi sebuah makanan yang mempunyai cita rasa tinggi. Dia berharap selain dapat menjadi makanan khas desa setempat, Gudeg Sinuwun kedepan mampu mengangkat perekonomian masyarakat Beji.
“Ini kreatifitas yang mahal, sebuah jantung pisang yang jaman kecil saya dulu hanya di pakai masyarakat sebagai makanan ternak, kini masyarakat Beji dapat menyulapnya menjadi makanan yang nikmat dan sehat,” Ungkapnya.
Acara launching gudeg tersebut di tandai dengan pemotongan tumpeng oleh Wakil Bupati Gunungkidul dan diserahkan kepada perwakilan Keraton yakni Ki Bekel Joyo Supriyanto, dan kemudian di bagikan kepada masyarakat melaui kepala desa setempat.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Supriyadi mengaku siap membantu masyarakat dalam membudidayakan bahan baku berupa pembibitan tanaman pisang Kepok Kuning. Jenis Kepok Kuning dipilih karena dinilai masyarakat paling bagus sebagai bahan baku Gudeg Sinuwun.
“Kita akan coba menerapkan sistim pembibitan pisang melalui kultur jaringan, karena melalui jenis pembibitan tersebut tanaman pisang jenis kapok kuning akan lebih cepat berbuah. Jika biasanya berbuah setelah berumur dua tahun, cara ini akan lebih cepat satu tahun” ungkapnya.
Masyarakat berharap kedepan Gudeg Sinuwun tidak hanya di sajikan sebagai makanan khas Desa Wisata Jelok, tetapi juga mampu di nikmati masyarakat luas dengan penyajian yang menarik.
 

Badingah Akan Sulap Camry Jadi Ambulance


Badingah Akan Sulap Camry Jadi Ambulance
Sorot Gunungkidul
Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Polemik pengadaan mobil dinas sedan mewah Toyota Camry dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan(APBD-P)tahun 2013 Kabupaten Gunungkidul yang diperuntukkan sebagai pengganti mobil dinas Bupati jenis sedan merk Mitsubishi Lancer Evo tahun 2004 berujung pada penolakan oleh Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos. Mobil dinas jenis Toyota Fortuner, dikatakan Badingah seusai melantik pejabat, Jumat (27/09/2013), masih mampu menunjang kegiatannya sebagai Bupati Gunungkidul.
Pengadaan mobil dinas bupati rencana akan dialihkan untuk pengadaan mobil yang mempunyai kemanfaatan lebih untuk masyarakat. “Pengadaan mobil dinas untuk bupati rencananya akan saya alihkan pada pengadaan mobil ambulance untuk pelayanan daerah wisata,” tuturnya.
“Saat ini mobil ambulance yang digunakan untuk pelayanan masyarakat dan wisatawan sudah tua, mobil Toyota Kijang tahun 1992 dan Isuzu Elf tahun 2002, sehingga sangatlah penting adanya penambahan armada baru,” imbuh Badingah.
Diharapkan dengan mengalihkan anggaran untuk pengadaan mobil dinas bupati ke pengadaan mobil ambulance untuk pelayanan masyarakat dan wisatawan di lokasi wisata akan memberikan nilai kemanfaatan yang lebih baik.
Seperti diberitakan sebelumnya, polemic sedan Camry ini bermula saat rapat pembahasan APBD Perubahan 2013 usulan dari TAPD (Team Anggaran Pemerintah Daerah) untuk pengadaan mobil dinas Bupati tidak ada. Yang ada adalah 18 unit kendaraan dinas camat dan 2 unit truk pengangkut sampah.
Namun faktanya terselip pengadaan mobil dinas mewah berupa 1 unit Toyota Camry untuk Bupati. Tak pelak hal ini membuat banyak anggota dewan yang berteriak lantang karena merasa tidak membahas mobil Camry tersebut. Bahkan secara terbuka Heri Nugroho, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Gunungkidul menuding pembahasan mobil dinas Bupati dilakukan diluar rapat atau rapat diluar antara TAPD dengan anggota Dewan yang pro dengan kebijakan itu. Tak hanya Heri, suara sumbang juga muncul dari kalangan LSM. Aminuddin Azis, Direktur LKDS berharap pengadaan mobil Camry dibatalkan dan diganti dengan hal-hal yang lebih dibutuhkan masyarakat.
 

BKD Gunungkidul Tanpa Kepala


BKD Gunungkidul Tanpa Kepala
Pelantikan pejabat Eselon II, III, IV dan V di Bangsal Sewokoprojo
Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Dari 120 pejabat Eselon II, III, IV dan V yang baru tadi, Jumat (27/09/2013) dilantik Bupati Gunungkidul, Hj Badingah S.Sos, ternyata masih ada 1 jabatan Eselon II yang lowong dan belum ada penggantinya. Jabatan Kepala BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Gunungkidul dipastikan kosong pasca I Ketut Santosa SE, M.Si, pimpinan sebelumnya dilantik menjadi Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Pemkab Gunungkidul.
Mensikapi fenomena ini, Aminuddin Azis, Direktur LKDS berharap Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) Pemkab Gunungkidul bersikap professional dan cermat, “Apapun jabatannya mestinya tidak boleh ada yang lowong. Apalagi BKD kan jabatan Eselon II, posisi yang sangat strategis dalam menentukan kebijakan. Jadi harapan saya harus segera diprioritaskan untuk diisi dan jangan ditunda-tunda lagi,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemkab Gunungkidul, Ir Budi Martono M.Si mengatakan, “Karena Pak Ketut menjadi asisten, maka jabatan yang ditinggalkan akan segera kita isi. Kita usulkan nanti 3 nama untuk di fit and proper test di dewan, selanjutnya siapa yang terpilih akan kita usulkan ke Gubernur, setelah ada persetujuan baru dilantik. Semuanya sedang berproses, masalah nama-namanya siapa, belum bisa saya buka, yang jelas kita punya data base siapa siapa saja yang sekiranya pantas untuk menduduki jabatan tersebut,” jawabnya diplomatis.
 

Pengadaan Mobil Camry Bupati Tuai Hujan Kritik


Pengadaan Mobil Camry Bupati Tuai Hujan Kritik
Mobil seperti ini lho yang nanti jadi Mobdin Bupati Gunungkidul
Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Rencana Pemkab Gunungkidul untuk membelikan mobil dinas baru untuk Bupati Gunungkidul mendapat kritikan dari berbagai lapisan masyarakat dan LSM, mereka berharap agar pengadaan mobil tersebut ditunda dan Pemkab lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat terlebih dahulu.
Salah satu LSM Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKDS) melalui direkturnya  Aminudin Aziz berharap agar pengadaan mobil Toyota Camry yang tergolong sebagai mobil mewah tersebut ditunda dan Pemkab lebih memperhatikan kebutuhan  masyarakat Gunungkidul.
“Ya sebaiknya ditunda dulu, apalagi sekarang kan musim kemarau dan masyarakat di pinggiran kota sangat membutuhkan air, kalau disaat seperti ini Pemkab masih menganggarkan mobil dinas Bupati, kesannya tidak ada kepekaan Pemkab terhadap permasalahan masyarakat kecil” katanya Senin (23/09/2013).
Sementara itu Ketua RT 02, Bansari, Kepek, Wonosari  Wahyu Widodo mengaku kecewa atas kebijakan Pemkab untuk pengadaan mobil dinas tersebut, menurutnya masih banyak masyarakat yang membutuhkan uluran tangan Pemkab dan bukan saatnya untuk membeli mobil dinas baru disaat mobil dinas lama masih sangat bisa digunakan.
“Daripada untuk membeli mobil dinas mewah lebih baik untuk mengentaskan kemiskinan, di daerah saya saja  masih ada 7 KK dari 26 KK yang tergolong KK miskin masak Pemkab malah membeli mobil dinas baru saat masih punya mobil dinas lainnya yang masih layak ?” jelas Wahyu.
Sedangkan Kepala Desa Kepek, Wonosari  Bambang Setyawan BS mengatakan bahwa hendaknya Pemkab Gunungkidul mempertimbangkan kembali rencana pengadaan mobil dinas tersebut. “Kalau mobil dinas Bupati masih layak, kenapa musti diganti ? Kalau mobil camat memang sudah layak untuk diganti karena usianya yang lebih dari 10 tahun,” katanya.
 

PGRI Harus Dampingi Guru Korban Penganiayaan

PGRI Harus Dampingi Guru Korban Penganiayaan
Slamet S.Pd MM dan Aminuddin Azis
Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Kasus dugaan penganiayaan oknum pendidik kepada siswanya di SMPN 3 Patuk beberapa waktu lalu berbuntut panjang. Ternyata tak hanya Dony Rahmat Triyanto (13) warga Baran, Salam, Patuk yang juga murid di SMP tersebut terluka. Belakangan diketahui Hartoyo, oknum guru yang saat ini diamankan aparat kepolisian juga sempat dihakimi sekitar 25 warga Baran, Salam, Patuk yang tidak terima salah satu siswa dipukul gurunya. Bahkan berdasarkan pengakuan Siti Nuryanti, S.Pd, M.Pd, Kepala SMPN 3 Patuk, tindakan penganiayaan yang dilakukan warga terhadap anak buahnya kurang manusiawi. Hartoyo dipukuli warga didepan murid-muridnya saat yang bersangkutan tengah mengajar siswa hingga babak belur.
Hal ini membuat Ketua Komisi A DPRD Gunungkidul, Slamet, S.Pd, MM angkat bicara. Menurutnya PGRI Gunungkidul harus memberikan pendampingan hukum  kepada Hartoyo, oknum guru yang disangka memukul salah satu muridnya karena jengkel diejek selama menjalani proses hukum.
"Karena akibat kelalaiannya itu dia juga dihakimi massa di depan siswanya, ini suatu preseden buruk bagi dunia pendidikan kita. Akibat kejadian itu jelas dampaknya tidak akan ada lagi guru yang bersikap tegas kepada muridnya dan cenderung akan mengalah karena demi rasa aman," katanya, Selasa (17/09/2013).
Untuk itu mestinya peristiwa penganiayaan itu juga harus diproses hukum, jangan dibiarkan berlalu begitu saja, jangan sampai ke depan itu menjadi tradisi. Fungsi komite sekolah harus berjalan dengan baik.
Selain itu bagi seluruh pendidik untuk mengembalikan citra guru yang sempat rusak oleh tindakan salah satu oknum harus dapat dipulihkan. "Caranya dengan meningkatkan keunggulan mengajar, menjalin hubungan yang harmonis dengan peserta didik, dan memiliki hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman seprofesi serta pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan profesional," pungkasnya.

Sementara itu Aminuddin Azis, Direktur LKDS (Lembaga Kajian dan Studi Sosial) menyarankan agar dilakukan mediasi, bisa dilakukan oleh dinas pendidikan, polisi maupun Pemkab Gunungkidul. Tidak usah sampai ke pengadilan karena menurutnya semua sama-sama bersalah.

"Kalau sampai ada kasus guru dihajar didepan kelas, dinas pendidikan harus mengambil sikap tegas, guru yang menganiaya murid juga salah,tapi tindakan main hakim sendiri juga tidak benar. Apalagi di depan kelas, itu juga tidak bisa dibiarkan. Kalau dibiarkan, berarti dinas pendidikan gagal melindungi anak buahnya," tegasnya.
 

Forum Lintas Iman Gunungkidul Gelar Syawalan

Sejumlah tokoh dari berbagai agama bersatu memimpin doa bergantian dalam acara syawalan kebangsaan dan refleksi HUT Kemerdekaan RI ke 68 di Taman Kota Wonosari. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin) 
Sejumlah tokoh dari berbagai agama bersatu memimpin doa bergantian dalam acara syawalan kebangsaan dan refleksi HUT Kemerdekaan RI ke 68 di Taman Kota Wonosari. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ratusan orang dari latar belakang agama yang berbeda berkumpul bersama halal bihalal (Syawalan) kebangsaan sekaligus refleksi HUT kemerdekaan RI 68 di halaman Taman Kota Wonosari, Jumat (30/8) malam lalu.
Syawalan kebangsaan dan refleksi HUT RI ke 68 yang digerakan oleh Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul ini juga menghadirkan pembicara pelaku sejarah bangsa Sukarno dari Legium Veteran Republik Indonesia.
Ketua FLI Aminuddin Azis mengatakan, acara syawalan rutin digelar setiap tahun menghadirkan tokoh agama dari muslim, Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan aliran kepercayaan lainnya.
Acara tersebut sebagai upaya untuk menjaga persatuan dan kebersamaan khususnya warga di Gunungkidul dan umumnya warga seluruh Indonesia. “Keyakinan yang dianut satu agama tidak harus menjelakan agama lain hanya karena perbedaan,” kata dia.
FLI selama ini secara rutin mengkampanyekan saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain meskipun beda agama.
Acara syawalan ini juga diisi Macopat oleh Romo Lukas Heri Purnawan dari Gereja Katolik Wonosari, hikmah syawalan oleh Haji Ariyanto Purbo Prasetyo dari Pondok Pesantren Darul Quran. Dan diakhiri doa bersama yang dipimpin oleh masing-masing tohok agama.

http://www.harianjogja.com/baca/2013/09/01/forum-lintas-iman-gunungkidul-gelar-syawalan-443165

02/09/13

FLI Gelar Syawalan Kebangsaan dan Refleksi Kemerdekaan


FLI Gelar Syawalan Kebangsaan dan Refleksi Kemerdekaan
Syawalan kebangsaan
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)-- Forum Lintas Iman (FLI) Kabupaten Gunungkidul dengan menggandeng Koran Online sorotgunungkidul.com menggelar acara dengan tajuk " Syawalan Kebangsaan dan Refleksi Kemerdekaan" di Kompleks Taman Kota Wonosari, Jumat (29/08/2013) malam.
Acara yang dihadiri oleh beberapa elemen masyarakat, mahasiswa, perwakilan dari organisasi keagamaan, beberapa pejabat publik dan LSM ini mendapat antusias dari hadirin.
Acara diawali oleh penampilan Grup Band Kidung Harmoni  dilanjutkan dengan Hikmah Syawalan yang dibawakan oleh H Ariyanto Purwo  yang merupakan ustadz dari Pondok Pesantren Darul Quran. Dalam khotbahnya Ariyanto Purwo mengatakan harapanya agar Gunungkidul bisa menjadi Kabupaten dengan masyarakat yang bisa menghargai pluralitas sehingga mewujudkan kedamaian dan menjalankan keyakinan tanpa harus menggangu keyakinan orang lain.
"Saya berharap Gunungkidul dapat menjafi Kabupaten dengan keragaman budaya yang damai dan bisa menghargai keyakinan orang lain" katanya.
Setelah Hikmah Syawalan, acara dilanjutkan dengan Sarasehan Refleksi Kemerdekaan yang dibawakan oleh Sukarno, seorang veteran pejuang kemerdekaan dengan memberikan cerita dan membangkitkan rasa nasionalisme para hadirin dan mengingatkan kembali nilai-nilai kemerdekaan.
Di penghujung acara, Koordinator acara Aminudin Aziz bersama 5 pemuka agama memimpin doa bersama yang diikuti para tamu dan hadirin.
Perlu diketahui dalam kegiatan ini, seluruh pemuka agama, elemen masyarakat dan semua yang hadir datang dengan kesadaran hati tanpa mendapat uang transport, bahkan masing-masing pemuka agama membawa massanya masing-masing untuk turut berdoa bersama sesuai keyakinanya.
Aminudin Azis yang juga anggota FLI mengatakan, acara tersebut dimaksudkan untuk memupuk tali persaudaraan antar umat beragama sekaligus sebagai ajang untuk merefleksikan kembali makna nilai-nilai kemerdekaan.
"Kegiatan ini untuk mempererat tali persaudaraan antar umat beragama, dan mengingat kembali makna nilai-nilai kemerdekaan" katanya.
Sementara Direktur Utama Media Online lokal sorotgunungkidul.com dan sorotjogja.com Danang Ardianta mengucapkan banyak terimakasih atas semua pihak yang membantu terselenggaranya acara pada malam ini.
"Saya mengucapkan selamat kepada teman-teman FLI yang sudah membuat acara luar biasa dengan menghadirkan kemasan acara yang sederhana tetapi penuh makna kebhinekaan dan sarat akan nilai-nilai nasionalisme" katanya.
Ia juga mengungkapkan harapanya agar acara-acara semacam ini bisa berlangsung secara kontinue dan media lokal yang yang ia gawangi siap membantu dalam penyelenggaraannya.

http://sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-2573-fli-gelar-syawalan-kebangsaan-dan-refleksi-kemerdekaan.html#ixzz2j2pDEYqU


Syawalan Kebangsaan dan Refleksi Kemerdekaan akan Digelar Nanti Malam

Syawalan Kebangsaan dan Refleksi Kemerdekaan akan Digelar Nanti Malam
Sorot Gunungkidul
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Forum Lintas Iman (FLI) Kabupaten Gunungkidul bekerja sama dengan koran online sorotgunungkidul.com akan menggelar acara bertajuk "Syawalan Kebangsaan dan Refleksi Kemerdekaan". Acara yang akan digelar Jumat (30/08/2013) malam nanti mengambil tempat di Taman Kota Wonosari, Jalan Baru. Menurut Koordinator acara Aminudin Azis yang juga anggota FLI, acara tersebut dimaksudkan untuk memupuk tali persaudaraan antar umat beragama sekaligus sebagai ajang untuk merefleksikan kembali makna nilai-nilai kemerdekaan.

"Acara ini bertujuan untuk memupuk rasa nasionalisme, menghargai pluralisme dan jiwa kebangsaan yang sudah diajarkan oleh para pendiri bangsa ini," katanya saat ditemui sorotgunungkidul.com disela-sela persiapan acara siang ini.

Menurut Azis, acara yang akan dimulai jam 19.30 WIB ini akan dihadiri oleh beberapa pejabat publik, tokoh masyarakat, mantan pejuang, tokoh mahasiswa dan LSM,  perwakilan dari organisasi keagamaan, tokoh-tokoh agama dan kepercayaan serta masyarakat. "Kami sediakan angkringan untuk acara nanti malam. Jadi siapa yang mau datang kami persilahkan," pungkas Azis.

Sementara itu mantan aktivis Mahasiswa 98 yang sekarang mengelola koran online sorotgunungkidul.com dan sorotjogja.com, Danang Ardianta menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh FLI tersebut.

Menurut Danang, acara ini merupakan acara yang sangat bagus dan wajib untuk disupport sepenuhnya oleh siapapun yang mempunyai kesadaran untuk berbangsa dan bernegara dengan baik. Ditengah-tengah lunturnya nilai-nilai nasionalisme, dan jiwa-jiwa patriotisme yang diwariskan oleh para pahlawan terdahulu dan para founding fathers, FLI mampu mengambilnya dan melakukan kegiatan yang cukup berarti bagi masyarakat dan bangsa.

"Saya berharap dengan acara ini akan kembali ditegakkan keempat pilar berbangsa dan bernegara yaitu, Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI dalam lingkup Kabupaten Gunungkidul," kata alumnus Filsafat UGM tersebut.

31/07/13

TERKAIT DEMO BLSM SEWAKAPRAJA: Banyak Pihak Disesalkan Permintaan Uang Transport

WONOSARI (KRjogja.com) - Banyak pihak menyesalkan akan aksi para demonstran warga Gedangsari terkait Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Bangsal Sewakpraja, Wonosari yang meminta uang transport kepada Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Agus Handriyanto. Permintaan tersebut mengubah aksi yang pro demokrasi, berujung pada pemalakan pejabat.
“Masyarakat boleh saja mengkritis pemerintah, tetapi hendaknya harus menghindari pemalakan maupun hal yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi,” kata Rino Caroko Koordinator LSM Jejaring Rakyat Mandiri, Kamis (18/07/2013).
Aksi permintaan uang transport oleh demonstran, lanjutnya perlu diusut oleh pihak kepolisian. Termasuk pihak koordinator harus bertanggungjawab akan aksi tersebut. Warga yang meminta uang harus mengembalikan serta koordinator harus meminta maaf.
"Seharusnya bentuk penyampaian aspirasi dilakukan dengan sopan santun. Harus bisa bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang bersifat kurang simpatik atau melanggar roh demokasi,” ujarnya.
Terpisah Direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKDS) Aminudin Azis juga sependapat dengan Rino Caroko, bahwa aksi yang digelar demonstrasi warga Gedangsari yang berakhir dengan meminta uang adalah tindakan tidak terpuji dan melanggar etika berdemokrasi. Tidak sepantasnya menyampaikan aspirasi disertai dengan meminta imbalan.
“Penyampaikan aspirasi warga seharusnya dilakukan dengan bijaksana, tanpa mencederai aksi demonstrasi yang digelar,” imbuhnya. (Ded)

http://krjogja.com/read/180772/banyak-pihak-disesalkan-permintaan-uang-transport.kr

27/07/13

BLSM : LSM Nilai Demonstran Pemalak Pejabat Sangat Memalukan


 
Foto Demonstran BLSM Gunungkidul
JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ulah warga Kecamatan Gedangsari dan Girisubo yang berdemonstrasi dan berujung pemalakan terhadap pejabat-pejabat di Kabupaten Gunungkidul dinilai memalukan.
Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat Jejaring Rakyat Mandiri (Jerami) Gunungkidul Rino Caroko menganggap ulah warga-warga itu merupakan tindakan tidak terpuji.
Tindakan pemalakan merusak independensi gerakan sosial yang memandang demonstrasi sebagai bagian dari cara perjuangan. “Seharusnya koordinator aksi [demo] malu dan mengembalikan uangnya. Kemudian minta maaf kepada segenap elemen gerakan,” tegas Rino, Kamis (18/7/2013).
Pernyataan serupa juga diungkapkan Ketua Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKDS) Gunungkidul, Aminudin Aziz. Menurut dia, demonstrasi yang mewakili suara masyarakat harus memerhatikan etika.
Pada Rabu (17/7/2013), ratusan warga dari Desa Serut dan Ngalang dari Gedangsari ditambah warga Girisubo, berunjuk rasa di Bangsal Sewokoprojo, Kecamatan Wonosari. Pulangnya mereka melakukan pemalakan kepada pejabat Pemkab.
Kepala Satuan Reskrim Polres Gunungkidul Ajun Komisaris Polisi Suhadi menegaskan polisi tetap akan mendalami kasus pemalakan itu meski tanpa ada laporan kejadian. “Kami akan panggil saksi-saksi di lokasi kejadian,” ujarnya.

http://www.boyolalipos.com/2013/blsm-lsm-nilai-demonstran-pemalak-pejabat-sangat-memalukan-427825
http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/19/blsm-lsm-nilai-demonstran-pemalak-pejabat-sangat-memalukan-427825
http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/19/blsm-lsm-nilai-demonstran-pemalak-pejabat-sangat-memalukan-427825

25/07/13

LKDS dan JERAMI Kritisi Kunker Dewan


LKDS dan JERAMI Kritisi Kunker Dewan
Sorot Gunungkidul
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Terkait pemberitaan kunjungan kerja (kunker) anggota dewan yang diwakilkan orang lain membuat kalangan aktivis LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) berang. Aminuddin Azis dari LKDS (Lembaga Kajian dan Studi Sosial) dan Rino Caroko dari JERAMI (Jejaring Rakyat Mandiri) angkat bicara. Mereka menuding kunjungan kerja adalah suatu bentuk pemborosan anggaran yang merugikan keuangan daerah serta tidak membawa efek bagi kesejahteraan masyarakat.
“Apa yang dilakukan itu sudah merupakan perilaku koruptif dan suatu hal yang tidak pantas dilakukan oleh anggota dewan. Karena dia juga telah melakukan pembohongan publik dengan mengirim orang lain untuk mewakili kunker, maka secara pribadi dia harus menjelaskan permasalahannya. Selain itu BK (Badan Kehormatan) DPRD juga harus aktif untuk menindak kasus ini,” tegas Aminuddin Azis, Direktur LKDS, Selasa (11/6/2013).
Senada dengan Azis, Rino Caroko aktivis JERAMI menyatakan, “Legislatif selaku representasi rakyat ternyata tidak menunjukkan keteladanan kepada masyarakat. Sebab anggaran yang selama ini dipergunakan untuk kunker justru akan memunculkan stereotip negatif bagi anggota dewan. Pemborosan adalah kata yang tepat untuk mereka. Kunker ke luar Jawa bukan menjadi solusi tepat untuk menyelesaikan persoalan yang ada di Gunungkidul. Gunungkidul banyak menyimpan SDM yang mumpuni, kenapa mereka tidak dilibatkan dalam proses pembenahan? Apalagi ini malah ada yang diwakilkan, ini akan menambah panjang kasus bagi anggota dewan, kunker kok diwakilkan ? Sama saja KKN itu namanya,” tegas Rino Caroko.

03/07/13

DPRD dan LSM: Tanggung Jawab Sepenuhnya Ada Pada Direktur RSUD Wonosari


DPRD dan LSM: Tanggung Jawab Sepenuhnya Ada Pada Direktur RSUD Wonosari !
Sorot Gunungkidul
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Terkait pemberitaan sebelumnya tentang bobroknya management RSUD Wonosari terkait tidak adanya sopir ambulance manakala dibutuhkan pasien membuat Drs H Supriyadi, Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul yang membidangi kesehatan berang dan memberikan kritikan pedas. "Tanggung jawab di RSUD Wonosari itu ada pada direktur. Jadi bila ada masalah seperti itu saya minta direktur tegas, jangan malah melemparkan permasalahan kepada anak buah," tegasnya, Jumat (28/6/2013).
Ditambahkan Supriyadi, RSUD Wonosari telah ditetapkan sebagai BLU (Badan Layanan Umum), seharusnya menjadi lebih professional dan baik dalam melayani pasien, “Sebagai BLU mestinya lebih baik dalam hal pelayanan kepada pasien. Dan kalau sampai terjadi masalah seperti yang menimpa Slamet Harjono tersebut membuktikan rendahnya kualitas pelayanan RSUD Wonosari. Saya benar-benar turut prihatin akan kejadian ini. Nanti direkturnya akan saya tegur, sebab bagaimanapun juga sebagai wakil rakyat saya turut kecewa. Disisi lain RSUD itu kan dibiayai pemerintah, jadi yang professional jangan asal asalan dalam melayani pasien,” katanya.
Aminuddin Azis, Direktur LKDS (Lembaga Kajian dan Studi Sosial) tak kalah lantang bersuara terkait tidak adanya sopir ambulance saat pasien membutuhkan, “Ini membuktikan bahwa management RSUD Wonosari benar-benar bobrok ! Apapun bentuknya kesalahan yang ada, itu adalah tanggung jawab direktur RSUD Wonosari, jangan dilemparkan kepada anak buah. Sebagai LSM saya berharap Bupati Gunungkidul tegas dalam hal ini. Sejak direktur hingga management secara keseluruhan silahkan diganti. Kalau hanya direkturnya dicopot, itu percuma. Sebab konflik off interest di RSUD Wonosari teramat besar, silahkan copot semua management RSUD Wonosari kemudian kontrak dengan pihak luar yang professional. Saya tahu kok banyak PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang mau dan bisa membenahi. Kalau management sudah tertata rapi, baru pelan-pelan bisa diisi orang yang benar-benar mengusai. Jangan seperti sekarang, antara management dan dokter nggak bisa seiring sejalan. Ini rumah sakit yang syarat misi menyelamatkan manusia, bukan asal-asalan. Saya sudah terlalu sering mendengar keluhan terkait bobroknya rumah sakit, jadi sekali lagi saya harapkan, perlu ketegasan buparti dalam hal ini,” kata Aminuddin Azis.
 

Drs Budi Utama M.Pd: Yogyakarta Tidak Sama Dengan Jakarta


Drs Budi Utama M.Pd: Yogyakarta Tidak Sama Dengan Jakarta
Sorot Gunungkidul
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Terkait wacana tidak perlunya DPRD Kabupaten yang dilontarkan Aminuddin Azis dari LKDS saat acara diskusi angkringan Ikatan Mahasiswa Gunungkidul minggu lalu ditanggapi Drs Budi Utama M.Pd, Ketua DPC PDI Perjuangan Gunungkidul. Menurut Budi, wacana tersebut bagus dan pihaknya mengaku setuju. "Saya setuju dengan usulan Mas Azis itu, sebab memang bisa untuk efisiensi anggaran," katanya saat berhubungan via ponsel, Sabtu (29/6/2013).
Namun disisi lain Budi menambahkan, “Tetapi harap diingat, Yogyakarta itu bukan DKI. Meski ada UU Keistimewaan Yogyakarta, namun dalam prakteknya tidak bisa disamakan dengan Jakarta. Di Jakarta, Walikota ditunjuk oleh Gubernur dan semuanya PNS. Lain dengan Yogyakarta, yang ada empat Kabupaten dan satu Kodya. Bupati jabatan politik, begitu juga walikotanya. Berarti, kalau mau dirombak ya seluruhnya, jangan hanya DPRD-nya. Lalu harap diingat, standart yang ada di Jakarta dengan Yogyakarta jelas jauh berbeda. Disana Ibukota RI yang mana antara Jakarta Utara, Selatan, Barat, Timur hingga Kepulauan Seribu rata-rata sudah seimbang. Baik itu dalam hal ekonomi termasuk kemisiknan. Nah di Yogya ? Antara Sleman, Bantul, Kodya, Kulon Progo dan Gunungkidul sangat njomplang dalam segala hal. Apakah jika DPRD Kabupaten hilang kemudian yang di Provinsi sana bisa membawakan aspirasi semua rakyat ? Itu perlu kajian mendalam.” Jelas Budi yang dalam waktu dekat ini akan dilantik menjadi Ketua DPRD Gunungkidul.
Senada dengan Budi Utama, HM Dodi Wijaya SH ST, Ketua DPD PAN Kabupaten Gunungkidul menyatakan, “Kalau boleh saya berpendapat, wacana itu syah-syah saja. Namun apakah sama antara DIY dengan DKI ? Tolok ukur perbandingan juga bukan hanya DKI, Daerah Istimewa Aceh juga akan lain lagi nantinya. Bahkan di Aceh malah ada partai lokalnya segala ? Nah itu membuktikan wacana yang dilontarkan itu masih perlu dikaji lebih dalam lagi,” kata Dodi yang juga Wakil Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul ini. 
 

LKDS: Tidak Perlu DPRD Kabupaten, Sebab Hanya Pemborosan Anggaran


LKDS: Tidak Perlu DPRD Kabupaten, Sebab Hanya Pemborosan Anggaran !
Sorot Gunungkidul
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Dalam diskusi angkringan yang diadakan IMG bersama pejabat publik Selasa (25/6/2013) malam ada wacana menarik yang mengatakan bahwa tidak usah ada DPRD Kabupaten yang dinilai hanya memboroskan dan menghabiskan anggaran. Hal ini dikatakan oleh Ketua Forum Lintas Iman sekaligus Direktur LKDS (Lembaga Kajian dan Studi Sosial) Aminuddin Aziz disela diskusi.
Aziz terang-terangan mengatakan  DPRD Kabupaten sebetulnya tidak terlalu penting dan berperan. Bahkan menurutnya hanya membuat pembengkakan anggaran. Dan ini bisa dilakukan mengingat DIY merupakan Provinsi yang memiliki keistimewaan khusus. "Kita lihat Jakarta yang sama-sama daerah khusus, disana tidak ada DPRD Kabupaten/Kota yang ada langsung DPRD Provinsi. Kenapa hal itu tidak diterapkan disini ? Menurut saya DPRD Kabupaten hanya membuat anggaran semakin membengkak saja maka menurut saya pemilihan legislatif kabupaten hanya akan membengkakkan anggaran yang ada," ujarnya.
Aziz juga menambahkan bahwa ia menilai untuk masuk ke partai pada saat ini tidak perlu memiliki idealisme, hanya butuh modal besar. Dan hal ini sangat berpengaruh pada kredibilitas mereka ketika menjabat sebagai anggota dewan, mengingatmoney politiksangat erat kaitannya dengan korupsi.
"Saya kira untuk masuk partai, seorang caleg tidak pernah ditanyakan tentang ideologi mereka, tetapi berapa modal yang mereka punya untuk nyaleg ? Hal ini sudah sangat memprihatinkan karena hal tersebut erat kaitanya dengan korupsi," kata Aziz.
Mengenai demokrasi saat ini, menurut Azis hanya merupakan simbol semata, padahal sejatinya demokrasi merupakan tujuan untuk membuat rakyat sejahtera, hal ini sudah tidak terpancar pada era ini.
Hal ini mendapat tanggapan dari M Zainuri Ikhsan perwakilan dari KPUD Gunungkidul yang mengatakan bahwa demokrasi merupakan proses ideal, apabila tidak ada demokrasi, maka yang ada sistem otoriter yang berjalan bukan menuju pada pada kesejahteraan masyarakat. "Demokrasi mengubah adalah sistem yang tepat untuk dapat mensejahterakan rakyat setelah sebelumnya menggunakan sistem otoriter. Ini semua kembali pada moral para pemimpin, kini saatnya membuat masyarakat dapat pintar memilih, siapa yang tepat dipilih untuk menjadi pemimpin. Dan untuk menjadi pimpinan yang baik, para pemimpin butuh proses yang tidak hanya sebentar, pemimpin yang terpilih secara instan akan kusam serta tidak mampu berbuat apa-apa," kata Zainuri.

27/05/13

Kumpulan artikel Rasulan Desa Wisata Jelok 2013

Upacara Adat Merti Kali Oya
http://www.jogjatv.tv/berita/28/05/2013/upacara-adat-merti-kali-oya 

GUSTI WIRONEGORO HADIRI MERTI KALI OYA
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-1150-gusti-wironegoro-hadiri-merti-kali-oya.html

DESA WISATA JELOK BACAKAN DEKLARASI KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS KOMUNITAS
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-1160-desa-wisata-jelok--bacakan-deklarasi-kemandirian-pangan-berbasis-komunitas.html

Warga Jelok Andalkan Jembatan Gantung
http://krjogja.com/read/174076/warga-jelok-andalkan-jembatan-gantung.kr 

PUNCAK ACARA FESTIVAL KESENIAN DAN MERTI KALI OYA KE-3 DIGELAR BESOK
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-1131-puncak-acara-festival-kesenian-dan-merti-kali-oya-ke3-digelar-besok.html 

Ratusan TK/PAUD Melukis di Celengan
http://krjogja.com/read/173999/ratusan-tkpaud-melukis-di-celengan.kr 

TANAMKAN KARAKTER ANAK UNTUK BERHEMAT SEJAK DINI

Lomba Prau Dayung  

Desa Wisata Jelok gelar lomba perahu kano 

Rasulan Warga Jelok Gelar Lomba Kano
http://krjogja.com/read/173758/rasulan-warga-jelok-gelar-lomba-kano.kr 

Rayu Turis, Desa Wisata di Gunungkidul Gelar Lomba Kano
http://travel.okezone.com/read/2013/05/23/407/811678/rayu-turis-desa-wisata-di-gunungkidul-gelar-lomba-kano
http://jakarta.okezone.com/read/2013/05/23/407/811678/rayu-turis-desa-wisata-di-gunungkidul-gelar-lomba-kano 


22/05/13

Putri Badingah Nyaleg di Dua Parpol

GUNUNGKIDUL– KPU Gunungkidul menemukan nama putri Bupati Gunungkidul Badingah, Yune Prana Elzuhriya dalam daftar calon sementara (DCS) kursi DPRD Gunungkidul pada dua parpol sekaligus.

Partai politik (parpol) yang dimaksud adalah Partai Golkar dan Demokrat. Dua partai besar tersebut memasang nama Yune Prana Elzuhriya untuk bacaleg perempuan guna memenuhi kuota keterwakilan 30% kaum hawa untuk daerah pemilihan (dapil) satu. Dapil ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, dan Semanu. “Dari verifikasi awal, mulai terlihat adanya bacaleg yang tercantum di dua parpol.

Ada tiga bacaleg yang terdaftar di parpol ganda ini,” ungkap anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gunungkidul M Zaenuri Iksan kepada wartawan kemarin. Tiga nama yang tercantum dalam parpol berbeda adalah Yune Prana Elzuhriya di Partai Golkar dan Demokrat; Wiwin Gunarto di Partai Gerindra dan Demokrat; serta Meganingsih Hidayat mendaftar di Partai Hanura dan Gerindra.

”Saya tidak tahu pasti, kalau Yune Prana adalah anak bupati, tapi kabarnya memang iya,” imbuhnya. Dengan munculnya nama ganda di parpol berbeda ini, kata dia, KPU mulai melakukan pendataan secara cermat. Pihaknya tidak ingin kecolongan sehingga muncul nama dan alamat yang sama di parpol yang berbeda. ”Nanti kami akan surati parpol perihal nama yang diketahui tercantum juga di parpol lain,” katanya.

Dengan temuan ini, lanjut dia, maka KPU harus meminta kejelasan dari parpol yang bersangkutan. ”Bakal calon legislator (bacaleg) harus memilih salah satu (parpol),” tandasnya. Selain itu, KPU juga mulai menelusuri keberadaan pegawai negeri sipil (PNS) dan kepala desa yang menjadi bacaleg tapi belum juga mengundurkan diri. Ada beberapa nama kepala desa yang masuk di daftar bacaleg yang masuk ke KPU Gunungkidul, tapi belum ada keterangan pengunduran dirinya.

Saat ini, lanjut Iksan, terdapat 13 kades di berbagai parpol yang siap menjadi bacaleg dan sudah masuk KPU. Untuk itu, kelengkapan data termasuk surat pengunduran diri juga masih diteliti pihaknya. ”Sementara kami bold(tebalkan) nama-nama tersebut, kemudian kami lihat berkasnya. Kalau memang belum sesuai aturan, kami kembalikan untuk direvisi,” ujar IksanKalau semua tidak ada perbaikan, ancam dia, dengan terpaksa KPU akan mencoret bacaleg tersebut di daftar calon tetap (DCT) mendatang.

”Ini juga termasuk mantan narapidana. Kalau memang tidak sesuai aturan, kami kembalikan. Jika parpol tetap tidak merevisi untuk mengganti, yakami coret,” ujarnya lagi. Dikonfirmasi temuan KPU, Sekretaris Partai Golkar Gunungkidul Heru Nugroho mengungkapkan, Yune Prana Elzuhriya resmi maju nyaleg lewat partainya.

Hal ini diperkuat dengan bukti tanda tangan kebersediaan Yune untuk maju menjadi caleg di atas kertas bermaterai. “Jadi kami yakin dia caleg Partai Golkar,” klaimnya. Dia meminta masyarakat tidak terpengaruh. Dan untuk memastikan sebaiknya menunggu sampai DCT ditetapkan KPU.

Sementara itu, Direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Aminudin Azis berpendapat, munculnya satu nama bacaleg di beberapa parpol menunjukkan masih buruknya pola rekrutmen di parpol. Semestinya parpol benar-benar jeli dengan nama yang akan diusungnya. ”Selain itu bisa jadi parpol kekurangan kader sehingga asal memasukkan nama saja,” sesalnya.

Bukan hanya itu, bacaleg juga masih menimang-nimag parpol yang akan digunakan sebagai kendaraan politik. Dengan demikian, ketika batas waktu mengajukan daftar selesai, maka mereka mendaftar di dua atau lebih parpol yang akan digunakan. ”Jadi bacaleg sendiri memang belum sregmasuk sehingga asal memasukkan nama diri,” pungkasnya. ● suharjono

http://m.koran-sindo.com/node/311784

Individu Bisa Kelola Wisata


GUNUNGKIDUL– Panitia khusus (pansus) raperda pengelolaan kepariwisataan memberikan sinyal pengelolaan kawasan wisata alam bisa dilakukan oleh individu.

Sinyal ini memberikan jawaban atas berlarutnya pengelolaan kawasan wisata alam di Gunungkidul antara individu dan kelompok masyarakat.Wakil Ketua Pansus Raperda Pengelolaan Kepariwisataan DPRD Gunungkidul Heri Nugroho mengungkapkan, pengelolaan kepariwisatan di Gunungkdiul akan dibagi menjadi tiga, yaitu perseorangan, kelompok masyarakat (desa) serta pemkab.

Dengan demikian dibutuhkan seperangkat aturan turunan seperti peraturan bupati untuk mengimplementasikannya. ”Jadi individu juga punya hak pengelolaan wisata alam dan juga budaya. Hanya saja, perlu sebuah perizinan yang jelas,” terangnya kepada wartawan di gedung DPRD kemarin.

Menurutnya, payung hukum raperda ini sangat penting untuk memberikan perlindungan bagi semua pengelola kawasan wisata. Jangan sampai, kata dia, berbagai usaha kepariwisataan yang mulai booming di Gunungkidul tidak memiliki landasan aturan yang kuat. ”Memang saat ini masih dalam tahap penyampaian jawaban eksekutif atas pandangan dari fraksi-fraksi.

Namun secara umum, ada beberapa hak yang harus diberikan kepada masyarakat,” tandas politisi Golkar ini. Untuk pengelolaan yang dilakukan oleh perseorangan lanjutnya, pengelola harus memiliki ijin sesuai dengan yang diatur oleh pemerintah. Sedangkan yang dikelola oleh pemerintah desa, nantinya dilakukan dalam bentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMdes).

Untuk yang dikelola oleh pemkab, nantinya berbentuk retribusi wisata seperti yang sudah berjalan. “Jadi untuk pengelolaan yang dilakukan bersama di masyarakat, harus melalui BUMdes,” beber Heri. Dia berharap dengan adanya perda, maka konflik pengelolaan wisata bisa diredam dan kembali pada mekanisme aturan yang tegas. “Harapannya bisa menjadi payung hukum pengelolaan wisata.

Perda ini nantinya juga bisa menjadi acuan peraturan yang ada di bawahnya,” ujarnya. Sementara, dalam rapat paripurna yang digelar kemarin, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Whayudi yang mewakili Bupati untuk membacakan jawaban eksekutif menyatakan sepakat dengan tanggapan dari beberapa fraksi yang meminta ada perbaikandalamraperdaPengelolaanKepariwisataan.

” Terima kasih usulannya, nanti akan diperbaiki raperda tersebut,” ulasnya. Terpisah, pengelola desa wisata di Desa Beji, Patuk, Aminudin Azis mengingatkan perlunya sebuah aturan bagi desa wisata dan pengelolaan wisata yang sudah muncul sebelum Perda dibuat. ”Jangan sampai justru perda yang baru akan menimbulkan konflik baru di masyarakat.

Perlu ada penguatan secara hukum mengenai keberadaan desa wisata dan pengelolaan wisata yang sudah ada. Kalau tidak, ini sama halnya membukakran pengelolaan baru dalam areal yang sama yang ujung-ujungnya konflik. Kita harus belajar dari pengelolaan Gua Pindul,” tandasnya. ●suharjono

http://m.koran-sindo.com/node/302390

Keselamatan Wisatawan Gua Harus Dijamin

Puluhan warga Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul beraudiensi dengan DPRD setempat mengenai Gua Pindul kemarin.
GUNUNGKIDUL – Pengelola Desa wisata Jelok, Desa Putat, Patuk Aminudin Azis mendesak Pemkab Gunungkidul berpikir keras bagaimana menjamin keselamatan wisatawan.

Peristiwa terjebaknya delapan orang saat banjir di Gua Sriti di Dusun Gelaran I, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Sabtu (2/3) sore seharusnya dijadikan momentum untuk segera melakukan penataan pengelolaan objek wisata gua yang terus bermunculan. Terutama, sambung dia, pembekalan bagi desa wisata yang memiliki potensi gua dengan dasar dasar pengetahuannya.

Dengan demikian, segala efek yang ditimbulkan atas objek wisata gua bisa diatasi dan bisa dijelaskan kepada wisatawan. ”Ini sangat penting. Kalau pemandu wisata gua tidak memiliki dasar-dasar pengenalan terhadap gua sangat berbahaya,” ucapnya kepada KORAN SINDO kemarin. Hal senada disampaikan Ketua Asintyacunyata Speleogical Club (ASC) Yogyakarta Bagus Yulianto.

Menurut dia, untuk bisa memasukkan wisatawan umum ke gua tidak semudah membawa wisatawan menikmati panorama alam. Terlebih, dengan objek wisata gua di Gunungkidul. ”Ada banyak karakter gua yang sudah saya masuki. Semua membutuhkan teknik tersendiri. Paling tidak pemandu wisata bisa melakukan cara dasar dan emergency penyelamtan terhadap kecelakaan di gua,” katanya.

Sementara, Wakil Bupati (Wabup) Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, insiden Gua Sriti baru pertama kali sepanjang sejarah wisata alam di kabupaten ini. ”Kami akan kontak SAR DIY. Jadi bisa memberikan pembekalan terhadap pemandu wisata gua dan juga pengetahuan tentang SAR,” kata Immawan.

Warga Pindul Protes Wabup

Puluhan warga Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul kemarin menggeruduk Gedung DPRD Gunungkidul. Mereka memprotes sikap Wabup Immawan Wahyudi yang dianggap mem-backup tiga pengelola Gua Pindul dan menutup akses bagi pengelola lain. Koordinator aksi Marsudi mengatakan, semestinya wabup tidak memihak dalam kemelut pengelolaan Gua Pindul.

Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa dianaktirikan. ”Ini persoalan serius. Jangan sampai justru pemkab tidak memediasi tapi malah berpihak pada salah satu pengelola,” katanya kepada wartawan sebelum audiensi kemarin. Dia berharap dalam kisruh Gua Pindul pemkab bisa menjadi penengah.

Selain itu, bisa menjadi pengayom sehingga kisruh tidak merembet ke mana-mana. ”Kami dengar langsung dari Koordinator Dewa Bejo. Bahwa dibelakang dia adalah Pak Immawan Wahyudi. Ini ada apa? Tolong ini diungkap,” beber warga lainnya, Ariyanto. Menurut warga, selama ini mereka hanya diklaim oleh pengelola Dewa Bejo dan lainnya. Alasannya, selama ini tidak semua warga bisa menikmati usaha pengelolaan Gua Pindul.

”Kami di sini telah diklaim saudara Bagyo, koordinator Dewa Bejo bahwa 800 kepala keluraga telah tergantung pada Pindul. Kenyataannya, kami tidak merasakannya,” sesalnya. Mereka diterima langsung oleh Plt Ketua DPRD Gunungkidul Sugito. Dia berjanji segera berkoordinasi dengan pemkab untuk menyelesaikan kisruh tersebut.

Dikonfirmasi, Immawan Wahyudi membantah memihak salah satu pengelola. Bahkan dia berani untuk masuk ke Bejiharjo untuk mengurai persoalan lantaran diperintah oleh Bupati Badingah. ”Saya bukan orang hebat yang memiliki kekuatan membackingi salah satu pihak,” jaminnya. ● suharjono

http://www.koran-sindo.com/node/298050

16/05/13

WALI MURID KELUHKAN PROFESIONALITAS PANITIA LOMBA DRUM BAND



Sabtu, 11 Mei 2013 - 13:51:08 WIB | cristian-anjani / Sorot Gunungkidul

WALI MURID KELUHKAN PROFESIONALITAS PANITIA LOMBA DRUM BAND
Foto by : net

Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Lomba Drum band antar sekolah Taman Kanak-kanak (TK) se-Gunungkidul yang diadakan Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) cabang Gunungkidul  pada Jumat (10/05/2013) kemarin dikeluhkan oleh salah satu wali murid, Aminudin Aziz. Keluhan tersebut mengenai kurangnya profesional yang dilakukan panitia penyelenggara dalam acara yang melibatkan siswa TK tersebut.
“Kegiatan seperti itu mampu menumbuhkan swadaya sekolah dan sudah tidak terhitung berapa puluh juta harus dikeluarkan para peserta untuk ikut lomba tersebut.  Dari mulai latihan, sewa kendaraan, konsumsi, dan seragam.  Namun, hal ini tidak diimbangi dengan profesionalitas dari panitia penyelenggara,” katanya, Sabtu (11/5/2013) pagi.
“Anak saya sudah siap di arena pukul 07.00 Wib, namun saat itu juga tenda belum dipasang, upacara molor lebih dari satu jam, anak saya yang mendapat urutan ke 13 saja baru selesai pukul 18.00 Wib petang. Apalagi urutan sampai dengan 20, anak saya sampai kelelahan,“  jelas Aziz.

03/05/13

RENDAHNYA GAJI PELAYAN TOKO DI GUNUNGKIDUL, BUKTI LEMAHNYA PENGAWASAN PEMKAB

Rabu, 01 Mei 2013 - 10:21:09 WIB | gaib-wisnu-prasetyo / Sorot Gunungkidul


Foto by : Sorot Gunungkidul
Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Rendahnya gaji pelayan toko diseputar Wonosari diakibatkan oleh lemahnya pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut dikemukakan oleh Aminudin Azis, Direktur Lembaga Kajian Demokrasi dan Studi Sosial (LKDS), Selasa (30/04/2013).
"Gaji rendah yang selama ini mereka terima itu akibat lemahnya pemerintah dalam menjalankan pengawasan terhadap diberlakukan nya Upah Minimum Kabupaten (UMK)" kata Aziz.
"Seharusnya pemerintah kabupaten mengawasi perusahaan atau toko-toko yang mempekerjakan karyawan dengan gaji rendah tersebut. Jika ada yang melanggar mesti diberi sanksi tegas", tegas mantan Ketua KNPI Gunungkidul ini.
Lebih lanjut Aziz mendesak kepada pemkab untuk memberlakukan kontrak kerja antara pengusaha dan pekerja, sehingga pekerja mempunyai ikatan yang jelas dan tidak gampang dipermainkan.
"Pemberlakuan perjanjian kontrak antara pekerja dan pemilik toko atau perusahaan perlu utk segera dilakukan. Kebanyakan mereka hanya bekerja tanpa ada ikatan perjanjian sehingga kalaupun mereka dibayar rendah, mereka tidak bisa menuntut apa-apa karena tidak ada perjanjian di depan" desak Aziz.

02/05/13

Rencana Taman Parkir Krakal Masih Digodok

|

GUNUNGKIDUL—Rencana pembangunan lokasi parkir di Pantai Krakal untuk menampung seluruh kendaraan terus bergulir. Saat ini, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunungkidul tengah mematangkan rencana sebelum memulai menjalankan proyek senilai Rp3,8 miliar itu.
Kepala Disbudpar Gunungkidul Sujarwo kepada Harian Jogja, Selasa (26/3) mengatakan, pihaknya hingga kini masih melakukan berbagai rapat perencanaan sebelum benar-benar merealisasikan proyek itu. Meskipun begitu, dia memastikan pembuatan taman parkir di lahan seluas empat hektare itu pasti terwujud.
Rencananya, taman parkir akan dibangun di areal Pantai Krakal untuk memecah arus pengunjung yang selama ini terus membanjiri Pantai Baron dan Indrayanti. Keramaian membuat jalur menuju Indrayanti kerap penuh sesak dan terjadi penumpukan arus kendaraan.
Selain itu, rencana pembangunan taman parkir ini juga merupakan salah satu dari proyek pengembangan Krakal sebagai pantai percontohan yang bebas kendaraan dan berfasilitas lengkap. Secara keseluruhan, proyek ini rencananya akan menelan anggaran senilai total Rp40 miliar. “Perencanaannya tidak bisa sembarangan, jadi masih akan kami matangkan terlebih dahulu,” ungkap Sujarwo.
Sementara itu, terkait pengembangan lokasi wisata alam selain pantai yang dikelola pemerintah, Sujarwo mengatakan, saat ini terdapat dua lokasi wisata alam non-pantai yang sedang dikelola dan akan dikembangkan, yaitu wisata Gua Cerme yang berada di perbatasan Gunungkidul-Bantul, dan Gunung Gambar di Dusun Gempol, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen.
Sujarwo menampik anggapan bahwa pemerintah hanya fokus pada wisata pantai dan menyisihkan dua objek wisata lainnya. Menurutnya, baik wisata pantai, Gunung Gambar maupun Gua Cerme mendapatkan porsi yang seimbang dan bersama-sama mengalami pengembangan. “Tidak ada yang disisihkan, semua berjalan bersama,” tegasnya.
Terpisah, pelaku pariwisata Gunungkidul Aminudin Aziz mengatakan, dirinya berharap pemerintah bisa tetap mengedepankan faktor pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan lokasi wisata. “Misalnya untuk pengelolaan lokasi parkir bisa dengan melibatkan masyarakat desa setempat,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya pengembangan lokasi wisata dengan melibatkan masyarakat dapat menjadi keuntungan tersendiri karena banyak wawasan dan kearifan lokal masyarakat yang bisa turut menambah daya tarik wisata.

http://www.harianjogja.com/baca/2013/03/29/rencana-taman-parkir-krakal-masih-digodok-392146
http://gaul.solopos.com/rencana-taman-parkir-krakal-masih-digodok-392146.html
http://www.sragenpos.com/2013/rencana-taman-parkir-krakal-masih-digodok-392146
http://www.boyolalipos.com/2013/rencana-taman-parkir-krakal-masih-digodok-392146
http://www.klatenpos.com/2013/rencana-taman-parkir-krakal-masih-digodok-392146

27/04/13

DIREKTUR LKDS : "PEMKAB HARUS BERTANGGUNG JAWAB !"

Jumat, 19 April 2013 - 17:03:48 WIB | wahyu-wibowo / Sorot Gunungkidul

Foto by Sorot Gunungkidul

 Wonosari,(sorotgunungkidul.com)--Direktur LKDS (Lembaga Kajian Demokrasi dan Studi Sosial) Aminuddin Azis setelah membaca beredarnya mie berformalin di Pasar Argosari, Wonosari sontak angkat bicara keras, “Seluruh pejabat yang membidangi pengawasan peredaran makanan harus diberi sanksi tegas !” katanya, Jumat (19/4/2013).
Azis menambahkan pihaknya mengapresiasi BBPOM yang melakukan penggerebekan sekaligus menuding Pemkab Gunungkidul terlalu lemah dalam pengawasan. “Ini terjadi sebab Pemkab lemah dalam hal pengawasan. Bahkan pemerintah daerah terbukti lalai dan membiarkan sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan beredar luas bahkan dikonsumsi warganya. Untuk itu saya secara tegas meminta Bupati menindak siapapun pejabat yang bertanggung jawab membidangi ini harus diberi sanksi, jangan sampai dibiarkan saja.” jelasnya.

http://www.sorotgunungkidul.com/berita-601-direktur-lkds--pemkab-harus-bertanggung-jawab-.html 

17/04/13

Pelajar Gunungkidul Desak Penuntasan Kasus Reza

 Ivan Aditya | Rabu, 17 April 2013 | 15:35 WIB

WONOSARI  (KRjogja.com) - Puluhan remaja dan pelajar SMA di Gunungkidul menggelar aksi di Wonosari dan mendesak kepolisian segera menuntaskan kasus kematian Rezza Eka Wardana  korban penganiayaan oknum anggota Satlantas Polres Gunungkidul yang sudah 7 bulan belum memperoleh kepastian hokum, Selasa (16/04/2103) malam. Mereka yang mengatasnamakan ‘Rezza and Friends’ ini memberikan deadline kepada Polda DIY dalam dua minggu ke depan harus sudah ada kepastian.
Jika dalam 14 hari Kepolisian tidak menunjukkan perkembangan penyidikan dan komitmen untuk menuntaskan kasus tersebut akan menggalang demo secara besar-besaran. Koordinator Rezza and Friends, Pipit Rudito menyatakan, penanganan hukum almarhum Reza Eka Wardana itu lantaran merasa prihatin atas penanganan hukum yang tidak kunjung tuntas. “Kita semua berharap selain proses hukum transparan juga agar terhindar dari tindakan rekayasa,” katanya.
Terpisah Direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Aminudin Azis SPd berharap proses hukum kematian Reza Eka Wardana bisa dipercepat. Jika alasan kepolisian kesulitan menghadirkan saksi  dari dokter jangan dijadikan alasan. “Jika dilakukan pemanggilan dokter tersebut tetap mangkir Polisi bisa melakukan upaya paksa,” terangnya.
Sebagaimana diberitakan Rezza Eka Wardana pelajar SMA Dominikus Wonosari tewas setelah dirawat di RS Bethesda Yogyakarta. Korban sebelumnya mengalami kecelakaan lalu-lintas di malam takbiran Idul Adha akibat dilempar helm oleh tersangka Bripka Mahmudin. Perkara ini hingga sekarang sudah ditangani Polda DIY. (Bmp)

http://krjogja.com/read/169128/pelajar-gunungkidul-desak-penuntasan-kasus-reza.kr 

16/03/13

DESA WISATA – Desa Wisata Jelok – Patuk Gunungkidul

Kabar Lokasi Wisata anyar kagem ERYE. Mbok menowo akeh sing wis ngerti. Desa Wisata Jelok.


Lokasine Jalan Wonosari km 27, Jelok, Beji, Paruk Gunungkidul. Ancer ancer gampange wetan SMP 2 Patuk mengko nemu plang (masuk kanan 4km). Lokasine ditempuh (seko jogja) sakwise Hargodumilah (bukit bintang).
Ngenalke Wisata Budaya, Petualangan, Wisata Air, Outbond, dll

Langsung saja biar foto berbicara:
Mugo2 tampil:

Wisata Air

 Cottage

Wisata Budaya

 Adventure

Outbond


Menawi info lebih lanjut:
Review media masa digital maupun cetak sudah banyak. Detiktravel dll. Pagi tadi juga sempet di jelita indosiar untuk tayang yang kedua kalinya, metro dan tvri juga pernah.
Page facebook : desa wisata jelok
Twitter [at]desawisatajelok
Blog http://dewielok.blogspot.com/
Website : coming soon. Sesuk bakal diinfo meneh


matur nuwun

http://jogja.4ove.com/2013/03/desa-wisata-desa-wisata-jelok-patuk-gunungkidul/
http://www.kaskus.co.id/thread/513ab6255b2acf7335000009/desa-wisata---desa-wisata-jelok---patuk-gunungkidul/1