12/02/13

Panen, Gelar Mboyong Mbok Sri


Monday, 11 February 2013 09:14 

PATUK - Lumbung pangan di Gunungkidul sebentar lagi bakal terisi. Para petani mulai panen padi. Di wilayah Pedukuhan Jelok, Beji, Patuk, panen dilakukan dengan cara berbeda, kemarin.Panitia menyebutnya Mboyong Mbok Sri Sedono Soko Tegal Kepanasan Digowo Neng Gedong Pedaringan. Kurang lebih artinya, petani memanen padi, kemudian menampungnya di lumbung.Kegiatan ini melibatkan puluhan warga. Mereka berjalan kaki sejauh 500 meter menuju ladang. Nasi tumpeng, dan aneka pangan tradisional diarak untuk memenuhi rangkaian ritual Mboyong Mbok Sri, atau memetik padi.
Sesampai di ladang, petani menyambutnya dengan gerakan cepat memotong batang padi. Seorang kakek, Yoso Suparjono, duduk bersila. Mengambil kemenyan kemudian membakarnya. Mulutnya komat kamit membaca doa, lalu diakhiri dengan mengambil alat pemotong padi, ani-ani.“Mugi-mugi Alloh maringi rejeki engkang katah lan barokah dumateng kito sedoyo (mudah-mudahan Allah SWT memberi rezeki yang banyak untuk kita semua,” kata mbah Yoso dijawab serentak, aamiin, oleh penduduk.
Tokoh masyarakat setempat, Hadi Winoto menjelaskan ritual tersebut dilakukan untuk melestarikan budaya. Intinya, kata dia, semata-mata sebagai ungkapan syukur hamba kepada pemberi rezeki yakni Allah SWT.Ritual seperti ini dilakukan awal musim tanam, dan musim panen. Musim tanam disebut labuhan, kemudian pada saat panen namanya Mboyong Mbok Sri. Dia berharap padi IR64 yang dipanen paling awal tersebut hasilnya bagus.Penyelenggara acara Aminudin Azis mengatakan kegiatan tersebut juga melibatkan anak-anak. Memberikan pencerahan kepada mereka bahwa profesi petani itu tidak perlu dijauhi. (gun/iwa)
                                    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar