Sabtu, 31 Juli 2010 09:28 WIB
Gunung Kidul–Kasus bunuh diri di Kabupaten Gunung
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2010 cenderung meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya sehingga perlu diambil langkah untuk
mengatasinya.
“Pelaku bunuh diri di kabupaten ini didominasi kalangan petani.
Penyebabnya faktor ekonomi dan menderita penyakit yang tak kunjung
sembuh,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Gunung
Kidul AKP M. Qori Oktohandoko di Wonosari, Sabtu (31/7).
Menurut dia, kasus bunuh diri di kabupaten ini pada Januari-Juli 2010
tercatat 17 kasus, sedangkan pada 2009 tercatat 29 kasus. Kemungkinan
kasus bunuh diri di Gunung Kidul pada 2010 bakal bertambah karena tren
kasus ini cenderung meningkat setiap tahun.
Kasus bunuh diri terakhir pada 30 Juli 2010 menimpa petani warga
Plembengan Kidul, Candirejo, Semanu bernama, Wonokromo (90), yang
ditemukan keluarganya menggantung diri di tempat penyimpanan kayu bakar
yang digunakan untuk memasak.
“Keluarga korban mengira Wonokromo pergi ke ladang, tetapi ketika
salah satu keluarganya mau mengambil kayu untuk memasak pada Jumat
(30/7) pukul 11.00 WIB menemukan Wonokromo sudah tergantung dengan
seutas tali,” katanya.
Setelah tim medis Puskesmas Semanu dan polisi melakukan pemeriksaan
tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan dan kasus ini bunuh diri
murni, katanya.
Direktur Lembaga Kajian dan Pendidikan Sosial Yogyakarta Aminuddin
Azis mengatakan fenomena bunuh diri di Gunung Kidul merupakan akibat
adanya krisis konsep hidup.
“Pelaku bunuh diri memiliki krisis konsep hidup sehingga ketika ada
permasalahan yang menurut mereka tidak mampu diselesaikan kemudian
memilih mengakhiri hidupnya. Mereka bunuh diri bukan karena mau lari
dari tanggung jawab melainkan karena tidak mau membebani keluarganya,”
katanya.
ant/rif
http://www.soloposfm.com/2010/07/kasus-bunuh-diri-di-gunung-kidul-meningkat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar