Tampilkan postingan dengan label Desa Wisata Jelok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Desa Wisata Jelok. Tampilkan semua postingan

04/12/14

Kampung Unik, Hanya Ada di Patuk, Gunungkidul


REP | 29 June 2014 | 21:03 Dibaca: 144   Komentar: 1   1
1404050351669761477
Jembantan Gantung menuju Kampung Unik. Dok Bewe
Kampung ini unik. Sangat unik. Luas wilayahnya cuma 5000 meter persegi, tetapi ditempat-tinggali oleh 96 KK, 370 jiwa. Berdasarkan laporan per Agustus 2013, rincian penduduk: 178 L, 192 P. Perkembangan 2014 belum terlaporkan. Itulah Kampung Nusantara, yang terletak di kawasan Jelok, desa Beji, kecamatan Patuk, Gunungkidul.

Edi Sutrisno, Kepala Desa Beji dua periode, yang tanggal 30 Juni, Senin 2013 habis masa jabatannya, mengungkapkan hal itu, di rumahnya, perihal keunikan desa wisata yang didirikan tahun 2012 silam.
“Kampung Nusantara itu nama sebuah destinasi (objek wisata) Mas. Jangkauan dari ibukota Kecamatan Patuk 6 km. Tetapi kalau dari Wonosari kota, sekitar 17 km,” kata Edi Sutrisno, Minggu siang, 29/6/2014.
Untuk mencapai kampung unik, demikian Edi Sutrisno menambahkan, wisatawan harus uji nyali. Mereka menyeberang sungai Oya melalui jembatan gantung sepanjang 98 m. Jembatan tersebut selebar 1,70 m, disangga tiang cor, dicincang kawat seling.
Awalnya, ini penjelasan Sunardi (40) dukuh setempat, Kampung Nusantara (KN) didesain utnuk pembelajaran warga dalam mengapresiasi lingkungan. Di kawasan KU, warga belajar membuat pesemaian, berdiskusi soal ilmu pertanian ala kadarnya.
“Subandi, Sukriyanto, Harjono oleh masyarakat dipercaya sebagai ketua, sekretaris dan bendahara Pokdarwis KN,” ungkap Sunardi.
Mengikuti perkembangan pariwisata, masyarakat Jelok berubah pikiran. Ini tidak lepas dari dorongan Aminudin Aziz mahasiswa UNY yang KKN di Jelok tahun 2008.
“Kami bertiga, bersama rekan-rekan Karang Taruna didorong untuk mengemangkan KN, sebagai kawasan wisata yang unik,” kata Subandi (38), Ketua Pokdarwis.
Sebagaimana terlihat seperti sekarang, demikian Subandi alias Teblah menjelaskan, KN ini memiliki 1 aula, 2 buah rumah panggung dan 7 Gazebo.
Tak sebatas itu, KN punya sebuah getek (rakit) terbuka, berukuran 4 x 6 meter. Disediakan untuk pengujung yang ingin makan malam di atas air.
Dengan penerangan lilin, teriring alunan musik Jawa (gamelan) gender dan siter, wisatawan bebas menikmati udara malam hari, di atas sungai Oya.
“Tetapi itu hanya paket pada musim kemaru Pak, di musim hujan, jelas tidak mungkin wisatawan kita suguhi atraksi seperti itu,” kata Subandi mengakhiri penjelasannya.

12/02/14

Outbond SMA N 1 Wonosari Ilegal



Outbond SMA N 1 Wonosari Ilegal
Siswa mulai berdatangan di SMA N 1

Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Outbond yang digelar SMA N 1 Wonosari, Jumat (27/12/2013) ternyata tak berijin dari kepolisian dan tidak ada koordinasi dengan pihak pengelola Desa Wisata Jelok (Dewi Elok).
Hal ini dikeluhkan Komisaris Polisi Tri Pujo Santoso, Kapolsek Patuk, dirinya mengaku tak mendapatkan ijin pemberitahuan kegiatan,”Kami tidak mendapatkan ijin kegiatan dari pihak panitia. Padahal acaranya sendiri sampai lintas kecamatan, harusnya melakukan ijin ke Polres,” katanya saat ditemui wartawan di halaman SMA N 1 Wonosari, disela-sela menantikan kepulangan para peserta outbond.
Tri Pujo menjelaskan, untuk melakukan kegiatan outbond harusnya dilakukan survey terlebih dahulu dan melihat situasi dan kondisi alam.“ Harapannya peserta bisa memahami medan dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti saat ini,” ucapnya.
Sementara Aminudin Aziz Pengelola Desa Wisata Jelok menyayangkan kejadian ini. Pasalnya pihak dari panitia tidak ada koordinasi sebelumnya kepada pihak pengelola.”Kami sebagai pengelola sangat kecewa dengan peristiwa ini,” paparnya.
Dia juga menjelaskan, pihak panitia juga tidak menggunakan jasa pemandu dari Desa Wisata Jelok, padahal rafting (selusur sungai) yang dilakukan di Kali Oya tanpa pemandu itu sangat berbahaya.” Saya benar-benr kecewa karena secara tidak langsung pasti akan berdampak terhadap Dewi Elok,” jelasnya.
Dampak itu bisa berpengeruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengunjung Desa Wisata Jelok. Pasalnya seolah-olah kejadian ini kesalahan dari pihak pengelola."Padahal panitia benar-benar tidak ada koordinasi dengan pihak pengelola. Mereka hanya memberitahukan akan mengadakan acara outbond, tetapi tidak dijelaskan berapa jumlah pesertanya. Apa saja kegiatannya juga tidak dijelaskan. Tahu-tahu mereka sudah mengambil perahu karet 6 unit, pelampung beberapa buah. Itu sama sekali tidak ijin kepada kita, kemudian kejadian seperti yang tidak diinginkan ini," tegasnya.
Ditambahkan Azis, peristiwa ini terjadi lantaran tidak ada koordinasi dari panitia kepada Dewi Elok, “Yang namanya pemandu saja pukul 15.00 WIB itu sudah tidak berani menurunkan wisatawan yang ingin rafting. Sebab perhitungannya perjalanan dari bawah Jembatan Bunder hingga Dewi Elok akan memakan waktu lebih dari 3 jam. Lha mereka berani-beraninya menurunkan peserta pukul 15.00 WIB, tanpa pemandu, bahkan sebagian besar tidak bisa berenang, itu konyol namanya,” pungkasnya.

22/01/14

Susur Sungai, 38 Siswa SMAN 1 Wonosari Nyaris Hilang

WONOSARI (KRjogja.com) - Sebanyak 38 siswa SMAN 1 Wonosari nyaris hilang ketika melakukan penyusuran Sungai Oyo Bunder, Playen yang hanya dipandu salah satu guru mereka, Jumat (27/12/2013) malam. Kegiatan susur sungai tersebut tergolong nekat dan ilegal, bahkan tidak meminta bantuan pemandu Desa Wisata Jelok.

"Semuanya ditemukan dalam keadaan selamat. Susur sungai tersebut diluar dugaan, tanpa sepengetahuan pemandu dan pengelola wisata jelok," kata Aminudin Aziz Pengelola Desa Wisata Jelok, Beji, Patuk, Sabtu (28/12/2013).

Informasi di lapangan menyebutkan, awalnya siswa tersebut hanya menggelar kegiatan 'outbond' di kawasan Desa Wisata Jelok.  Agenda tersebut berjalan lancar tidak ada kendala. Namun sekitar pukul 15.00 Wib, salah satu guru memandu sendiri puluhan siswa menyusuri sungai oya menggunakan 7 perahu, dari sungai Hutan Bunder, Playen.

Namun sampai malam pukul 20.00 Wib tidak juga kembali atau sampai di Desa Wisata Jelok. Pengelola bersama warga akhirnya melakukan pencarian, dan berhasil menemukan puluhan siswa tersebut hingga tengah malam.
"Mereka sempat hilang, tetapi berhasil ditemukan. Kegiatan susur sungai ini ilegal tanpa memberitahu pemandu dan pengelola desa wisata Jelok. Bahkan ambil perahu untuk menyusuri sungai juga tanpa sepengetahuan pemandu," ucap Aziz.

Usai ditemukan puluhan siswa tersebut diantar kembali ke sekolah. (Ded)

http://krjogja.com/read/199023/susur-sungai-38-siswa-sman-1-wonosari-nyaris-hilang.kr

05/11/13

Gudeg Jantung Pisang Jadi Unggulan Desa Wisata Jelok


Wakil Pupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (kiri) dan Ki Bekel Joko Supriyanto dari Kraton Yogyakarta saat menikmati hidangan Gudeg Jantung Pisang di Desa Wisata Jelok, beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin) 

Wakil Pupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (kiri) dan Ki Bekel Joko Supriyanto dari Kraton Yogyakarta saat menikmati hidangan Gudeg Jantung Pisang di Desa Wisata Jelok, beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Gudeg gori atau nangka muda mungkin hal yang biasa ditemui di Jogja. Namun pernahkah Anda mencicipi gudeg dari jantung pisang. Anda bisa menemukannya di Desa Wisata Jelok, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul.
Gudeg jantung pisang yang menjadi makanan khas desa setempat tersebut ternyata disukai oleh sejumlah orang yang hadir termasuk Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi dan Ki Bekel Joko Supriyanto dari Kraton Jogja ketika disuguhkan dalam acara syukuran pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu dan KPH Notonegoro di pendopo Desa Wisata Jelok, Jumat (25/10/2013).
Adalah Rumiyati, Rubiah, Purwati dan Semi yang membuat gudeg jantung pisang itu. Dari tangan mereka jantung pisang disulap menjadi gudeg yang bercitarasa, yang tidak kalah dengan gudeg nangka. Cara pebuatannya pun tidak jauh berbeda dengan gudeg nangka. Butuh sehari semalam jantung pisang bisa halus dan menjadi gudeg. “Yang paling lama kukusnya karena setelah diiris-iris kemudian dikukus sampai 10 jam,” kata Purwati.
Uniknya gudeg jantung pisang pun dicampur dengan ulam kalen atau ikan dari kali. Ikan-ikan itu dikukus bersamaan dengan jantung pisang. Tak pelak, gudeg ini pun semakin gurih di lidah.
Sukriyanto, ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Jelok mengatakan, ide pembuatan gudeg itu berawal dari banyaknya jantung pisang di sekitar Jelok yang dibuang begitu saja. Meski ada beberapa orang yang memanfaatkannya untuk dibuat sayur. “Tapi belum pernah ada yang dibuat gudeg,” ucapnya.
Akhirnya setelah didiskusikan bersama masyarakat Dusun Jelok, gudeg jantung pisang akan menjadi ciri khas makanan Desa Wisata Jelok. Ternyata tidak semua jantung pisang bisa dimasak. “Tidak sembarang jantung pisang, harus jantung pisang kepok yang bisa dimasak,” kata Sukriyanto.
Untuk ulam kalen sebagai campur gudeg pun mereka tidak begitu kesulitan. Mengingat Desa Wisata jelok berdampingan dengan Kali Oya. Ikan bisa diambil kapan saja akan dimasak. Mereka memang sudah lama menjaga Kali Oya dan menyebar berbagai macam ikan.
Ide gudeg jantung pisang pun mendapat tanggapan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunungkidul. Disbudpar menyambut baik dengan upaya masyarakat Jelok menjadikan gudeg jantung pisang sebagai branding atau ciri khas Desa Wisata Jelok. Bahkan sebagai bentuk dukungan, Disbudpar menggandeng Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura (TPH) agar budi daya pisang kepok tetap lestari sehingga ketersediaan bahan dasar gudeg jantung pisang tetap tersedia.
“Ini hal baru. Saya sudah mencoba gudeg jantung pisang ini rasanya tidak kalah dengan gudeg-gudeg lainnya,” kata Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Disbudpar Gunungkidul Hari Sukmono.
Hari mengakui di Gunungkidul banyak jantung pisang sehingga dengan adanya terobosan makanan khas bisa menjadi salah satu terobosan daya tarik wisatawan. “Ketika orang mendengar Gudeg Jantung Pisang akan mengingat juga Desa Wisata Jelok,” ucapnya.
Kini gudeg jantung pisang itu pun sudah diresmikan menjadi branding Desa Wisata Jelok oleh Ki Bekel Joko Supriyanto. Bahkan ia menamakan gudeg tersebut dengan sebutan gudeg sinuhun

http://www.harianjogja.com/baca/2013/10/29/gudeg-jantung-pisang-jadi-unggulan-desa-wisata-jelok-460638

28/10/13

Warga Jelok Beji Gunungkidul menyulap jantung pisang jadi gudeg


Warga Jelok Beji  Gunungkidul menyulap jantung pisang jadi gudeg
GUDEG SINUWUN BERBAHAN JATUNG PISANG
PASTVNEWS.COM, Gudeg tentu  tidak asing dengan kata ini, apalgi warga Jogja sudah sring melahap menu tersebut  sebagai sajian makanan khasnya.

Ehh gudeg yang satu ini beda dengan gudeg yang selama ini kita kenal  dari buah gori atau nangka muda, berbeda dengan gudeg buatan desa wisata Jelok Beji Patuk ,Justru makanan khasnya  terbuat dari jantung pisang yang di racik dengan racikan ala masakan Jawa hingga menghasilkan menu yang edi dan enak.
Gudeg  sinuwun di racik dari jantung pisang dan di tambah ikan kali oya yang enak dan guruh serta manis.

Warga Jelok beji menamai Gudeg Sinuwun. Sinuwun dari  “kata Si,yang artinya  kata “Jelas” Nuwun berarti  Terimakasih  (jelas dan terimakasih) pengambilan nama ini di samping arti yang demikian, memang  sejak dulu jatung pisang  yang hanya di kenal sebagai pakan ternak, kini di sulap menjadi makanan enak  yang artinya  “jelas  matur nuwun enak di makan”.

Sukriyanto tengah bersama pokdarwis Syukuran gudeg sinuwun

Demikian seperti di ungkapkan oleh Sukriyanto  pelaku Pokdoarwis Jelok 25 Oktober 25 Oktober 2013. Acara launching  gudeg sinuwun di hadiri warga padukuhan Jelok, lurah desa, dinas Pariwisata Gunungkidul, wakil bupati Immawan Wahyudi , utusan dari kraton Ngayogyokarto yang di wakili Ki bekel Supriyanto,  dan sejumlah media masa, baik elektronik dan cetak ikut mengabadikan acara.

WAKIL BUPATI GUNUNGKIDUL

Wakil bupati dalam sambutannya, saya mendukung penuh menu khas ini, untuk itu setelah di launching setiap saat  pokdarwis harus mau melayani.

Usai sambutan di lanjutkan makan bersama di lanjutkan pemotongan tumpeng yang di berikan oleh Lurah desa Beji bapak Edi.  Wakil bupati Immawan mendorong penuh agar  makanan khas gudeg sinuwun “Mak Nyus, ketika di komentari pastvnews.com, fiq”

http://www.youtube.com/watch?v=0woWkfdhZ10

http://www.pastvnews.com/wisata/warga-jelok-beji-gunungkidul-menyulap-jantung-pisang-jadi-gudeg.html

Desa Wisata Jelok Launching Gudeg Sinuwun

Desa Wisata Jelok Launching Gudeg Sinuwun
Launching gudek sinuwun
Patuk,(sorotgunuyngkidul.com)--Yang namanya makanan gudeg pasti identik dengan buah nangka muda atau istilah Jawa, gori dimasak dengan santan kental yang khas. Namun lain halnya dengan Gudeg Sinuwun, gudeg racikan tangan terampil warga Jelok, Beji, Patuk ini justru berbahan baku Jantung Pisang Kepok Kuning dipadu ikan air tawar. Aroma dan citarasa khas dipercaya dapat menjadi daya tarik wisatawan datang ke Jelok.
Desa Wisata Jelok sebagai obyek wisata andalan Desa Beji, Patuk, Gunungkidul baru saja launching Gudeg Sinuwun. Makanan ini dipatenkan sebagai makanan khas desa setempat. Gudeg Sinuwun adalah gudeg berbahan baku jantung pisang yang dipadu dengan ikan sungai yang rasanya mempunyai cirri khas yang berbeda dibandingkan sajian gudeg pada umumnya.
Hadir dalam acara ini, Wakil Bupati Gunungkidul Drs. Immawan Wahyudi, Perwakilan dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Ki Bekel Joyo Supriyanto, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul, Supriyadi STP, Kepala Desa Beji, dan masyarakat kawasan Desa Wisata Jelok, Beji, Patuk.
Drs.Immawan Wahyudi dalam sambutannya menyatakan sangat mendukung kreatifitas masyarakat Desa Wisata Jelok yang telah mengolah jantung pisang menjadi sebuah makanan yang mempunyai cita rasa tinggi. Dia berharap selain dapat menjadi makanan khas desa setempat, Gudeg Sinuwun kedepan mampu mengangkat perekonomian masyarakat Beji.
“Ini kreatifitas yang mahal, sebuah jantung pisang yang jaman kecil saya dulu hanya di pakai masyarakat sebagai makanan ternak, kini masyarakat Beji dapat menyulapnya menjadi makanan yang nikmat dan sehat,” Ungkapnya.
Acara launching gudeg tersebut di tandai dengan pemotongan tumpeng oleh Wakil Bupati Gunungkidul dan diserahkan kepada perwakilan Keraton yakni Ki Bekel Joyo Supriyanto, dan kemudian di bagikan kepada masyarakat melaui kepala desa setempat.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Supriyadi mengaku siap membantu masyarakat dalam membudidayakan bahan baku berupa pembibitan tanaman pisang Kepok Kuning. Jenis Kepok Kuning dipilih karena dinilai masyarakat paling bagus sebagai bahan baku Gudeg Sinuwun.
“Kita akan coba menerapkan sistim pembibitan pisang melalui kultur jaringan, karena melalui jenis pembibitan tersebut tanaman pisang jenis kapok kuning akan lebih cepat berbuah. Jika biasanya berbuah setelah berumur dua tahun, cara ini akan lebih cepat satu tahun” ungkapnya.
Masyarakat berharap kedepan Gudeg Sinuwun tidak hanya di sajikan sebagai makanan khas Desa Wisata Jelok, tetapi juga mampu di nikmati masyarakat luas dengan penyajian yang menarik.
 

27/05/13

Kumpulan artikel Rasulan Desa Wisata Jelok 2013

Upacara Adat Merti Kali Oya
http://www.jogjatv.tv/berita/28/05/2013/upacara-adat-merti-kali-oya 

GUSTI WIRONEGORO HADIRI MERTI KALI OYA
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-1150-gusti-wironegoro-hadiri-merti-kali-oya.html

DESA WISATA JELOK BACAKAN DEKLARASI KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS KOMUNITAS
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-1160-desa-wisata-jelok--bacakan-deklarasi-kemandirian-pangan-berbasis-komunitas.html

Warga Jelok Andalkan Jembatan Gantung
http://krjogja.com/read/174076/warga-jelok-andalkan-jembatan-gantung.kr 

PUNCAK ACARA FESTIVAL KESENIAN DAN MERTI KALI OYA KE-3 DIGELAR BESOK
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-1131-puncak-acara-festival-kesenian-dan-merti-kali-oya-ke3-digelar-besok.html 

Ratusan TK/PAUD Melukis di Celengan
http://krjogja.com/read/173999/ratusan-tkpaud-melukis-di-celengan.kr 

TANAMKAN KARAKTER ANAK UNTUK BERHEMAT SEJAK DINI

Lomba Prau Dayung  

Desa Wisata Jelok gelar lomba perahu kano 

Rasulan Warga Jelok Gelar Lomba Kano
http://krjogja.com/read/173758/rasulan-warga-jelok-gelar-lomba-kano.kr 

Rayu Turis, Desa Wisata di Gunungkidul Gelar Lomba Kano
http://travel.okezone.com/read/2013/05/23/407/811678/rayu-turis-desa-wisata-di-gunungkidul-gelar-lomba-kano
http://jakarta.okezone.com/read/2013/05/23/407/811678/rayu-turis-desa-wisata-di-gunungkidul-gelar-lomba-kano 


16/03/13

DESA WISATA – Desa Wisata Jelok – Patuk Gunungkidul

Kabar Lokasi Wisata anyar kagem ERYE. Mbok menowo akeh sing wis ngerti. Desa Wisata Jelok.


Lokasine Jalan Wonosari km 27, Jelok, Beji, Paruk Gunungkidul. Ancer ancer gampange wetan SMP 2 Patuk mengko nemu plang (masuk kanan 4km). Lokasine ditempuh (seko jogja) sakwise Hargodumilah (bukit bintang).
Ngenalke Wisata Budaya, Petualangan, Wisata Air, Outbond, dll

Langsung saja biar foto berbicara:
Mugo2 tampil:

Wisata Air

 Cottage

Wisata Budaya

 Adventure

Outbond


Menawi info lebih lanjut:
Review media masa digital maupun cetak sudah banyak. Detiktravel dll. Pagi tadi juga sempet di jelita indosiar untuk tayang yang kedua kalinya, metro dan tvri juga pernah.
Page facebook : desa wisata jelok
Twitter [at]desawisatajelok
Blog http://dewielok.blogspot.com/
Website : coming soon. Sesuk bakal diinfo meneh


matur nuwun

http://jogja.4ove.com/2013/03/desa-wisata-desa-wisata-jelok-patuk-gunungkidul/
http://www.kaskus.co.id/thread/513ab6255b2acf7335000009/desa-wisata---desa-wisata-jelok---patuk-gunungkidul/1 

Article of Jelok in English

 Enjoyment Traveled on Rural Tourism Jelok

Village Tourism Jelok, you will be spoiled by the village atmosphere with friendly and welcoming people. You can be adventurous, farming, learning even dinner on the river Oya.
Jelok hamlet, village of Beji, Patuk Gunungkidul, supposedly isolated as road access is very difficult to cross the river 80 meters wide Oya. To attend, students crossing times with gethek made ​​of bamboo. In 1996, the bridge was built on community and student inisiatis.
82 meter long bridge with a width of one meter could become the only way to Jelok, which from 2010 known as the Tourism Village

Since then, Jelok becoming known as community-based rural tourism, culture and environment. Tourism in the village area of ​​75 hectares is divided into adventure tourism, the white water rafting, fishing, biking, camping, outbound. Tourism education, reading in the library, painting, drawing, farm oragnik, making biogas, compost and charcoal. While cultural attractions, such as performances of traditional art.
The most attractive tourist village located 30 kilometers from the city of Yogyakarta is friendly and welcoming people. You can spend the night in homes, rustic dishes from the experience learned from the organic fields with a very low cost, Rp 50,000 per night for 4 people. Eight tourist guides were very friendly, they will be facilitating type you choose.
in Jelok you can not only have fun, but get an amazing experience. Beginning in late June 2012, dinner on the river can be enjoyed. Just like in other parts of Europe, dinner on a floating bamboo gethek time oya is growing steadily, entertained the music and song macapat on a sampan. Dinner is usually held in the afternoon after the visitors tired outbound. 
http://naturetourismvillage.blogspot.com/2012/12/enjoyment-traveled-on-rural-tourism.html 


Jelok Tourism Village, Going Back to Bounded Solidarity


About
Jelok Village was an isolated area because of the difficult access road. To reach this village was not easy since people had to cross Oyo River that was about 80 meters in width, by rafts made of bamboo, as long as the stream flowed friendly. However, around 1996, there was students from UNY (Yogjakarta State University) who did their community service in this village. With the locals, they started to build a bridge that could facilitate the access to this village.
With the principle of cooperation and solidarity, locals with students became the key of the growing village. Unfortunately, the earthquake in May 2006 that shook Yogyakarta became the beginning of locals’ disharmony. It happened because the unequal distribution of government subsidies to the victims of the eartquake in this village. But there was a Wonosari-born young man who concerned about this condition. He was Aziz, one of UNY students who also did his community service there. For the first time, he was suspected of what he did as he was not one of the locals. Slowly, this young man, by involving some young people from this village, tried to get back people’s trust and started to build again the solidarity spirit that was almost gone.

They built a hut on the government’s property as a place where people could hang out or chitchat so they could strengthen their solidarity between the locals. Nowadays, this hut is till there and used as a study hall or as a hang out place in the night time.
This was the place where the idea of creating a tourism village was initiated. This brilliant idea which came from locals lively chat was proposed to increase locals’ quality of life but without ignoring to keep the local culture and values and also to preserve the beautiful environment. Jelok Village that is located in Beji, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta with 75 hectares wide, in 2010, held a festival and merti (a locals tradition or ritual) of Oyo River. There were some activities that was aimed to unite the locals to help each other and to pray together in the Oyo River. Because of that moment of festival, this village was started to be well-known. This potential has made Jelok as one of tourism villages in 2010 based on locals traditions and cultures and also the neighborhood.

Location
Jelok Tourism is located in Jelok Sub-village, Beji Village, Patuk Sub-district, Regency of Gunung Kidul. It is precisely at Wonosari Street Km 25. It is about 30 kilometers away from the southeast of Yogyakarta, or 15 kilometers from the west of Wonosari, Gunung Kidul.

What to Do     
There are few kinds of tourism that visitors can enjoy in Jelok, such as adventure tourism by rafting in Oyo river, fishing, riding a bike, camping, and having outbond. There is also an education tourism, such as library, painting, drawing, organic farming, making biogas, making compost, and also making charcoal. For the traditions or cultures for tourism, you can also see merti kali (locals tradition and ritual held along the river), jathilan (locals traditional dance), and mocopat (Javanese traditional poem).

Admission Fee & Visitor’s Info
Visiting Jelok Tourism Village does not require any entrance ticket. However, since you are here to get new experience, you are suggested to bring enough money to take some tourism packages. To experience the hospitality and the intimacy of the locals, you can also stay in the residents’ home by only paying Rp 50.000,- per night for 4 people. You can taste their foods that come from ingredients planted in their organic farm. There are 8 tour guides to guide you to do several activities and adventure in this village. One special thing you can get from this village is that the experience of dinner on the river. Like what European do, having dinner on the bamboo raft, accompanied by music and mocopat songs.

How to Get There
  • By taking public transportation, take the bus with route of Yogyakarta-Wonosari, stop at Putat village, near the Putat circuit, and then take the bike taxi. It is 2 kilometers from Putat village.
  • By taking private vehicles, two-wheeled or four-wheeled vehicles
http://www.iwantgoto.com/yogyakarta/gunung-kidul/tourism-village-gunung-kidul/jelok-tourism-village-going-back-to-bounded-solidarity/

Desa Wisata Jelok Minangka Kampung Nusantara

Senin, 06 February 2012 | 18:17 WIB



Desa Wisata Jelok Minangka Kampung Nusantara

Gunungkidul, www.jogjatv.tv – Desa Wisata Jelok nggadhahi kaskaya alam ingkang hanglamlami, lan saged dipun rembakakaken minangka papan wisata. Wiyaripun pasabinan lan ilining Lepen Oya ingkang boten nate asat, jinurung gregeting warga dhateng donyaning pariwisata dipun ajab nggrengsengaken gregetipun wisatawan plesir dhateng Kampung Jelok.
Samangke ing Gunung Kidul kathah dipun rembakakaken desa wisata, jalaran warga wiwit tinarbuka lan greget ngrembakakaken desanipun.  Dhusun Jelok, Desa Beji, Patuk, Gunungkidul ingkang kaloka amargi endahing kawontenan alamipun kawawas trep manawi dipun rembakakaken minangka desa wisata. Kajawi punika, Desa Jelok ingkang ugi sinebat  kampung Nusantara, ugi greget ngrembakakaken wewengkonipun minangka   desa wisata lan komunitas belajar pendidikan non-formal.
Minggu (5/2) siang, Kepala Dinas Pariwisata Propinsi DIY, sesarengan  Wakil Bupati Gunungkidul nyemak endahing wewengkon  alam ing Jelok. Rombongan dipun dherekaken dening Karang Taruna nyemak kaendahaning Desa Jelok.
(Chandra Saputra)

http://www.jogjatv.tv/berita/06/02/2012/desa-wisata-jelok-minangka-kampung-nusantara 

Info Wisata Jogja & Jateng Edisi 31 Juni 2012 Hal 19


06/03/13

MELIHAT DESA WISATA JELOK DI GUNUNGKIDUL - Kidung Mesra di Pinggir Oya


Thursday, 02 August 2012

Gemericik alunan irama alur sungai selalu terdengar hingga tengah dusun.Suasana jalan desa yang selalu diiringi suara jangkrik dan katak seakan menambah eloknya suasana desa wisata Dusun Jelok,Desa Beji, Kecamatan Patuk ini.

Jembatan gantung seakan menjadi sebuah ciri khas dusun yang dulu dianggap terisolir ini.Namun dengan kekuatan warga masyarakat, dusun yang berada 16 kilometer arah barat kota Wonosari ini berada tepat di pinggir Sungai Oya. Lima cottagedengan dimensi rumah Jawa menambah daya tarik wisatawan untuk berdiam lebih lama,tinggal dan menyatu dengan kehidupan dusun tersebut. Keramahan warga dusun juga menjadi daya tarik tersendiri.Sebuah kehidupan warga yang benar-benar masih suci dan ramah menyapa para tamu.

Panorama dengan latar gunung persawahan serta alur Sungai Oya mengajak para tamu untuk bergumul dan siap mengarungi konsep wisata baru,menantang,tapi atraktif dan mendidik.Tak heran banyak tamu dari dalam negeri maupun mancanegara datang langsung dan tinggal untuk belajar kehidupan masyarakat Jelok. ”Pemandangan bukitnya sangat eksotis, masyarakatnya juga friendly,”ujar salah satu peserta dialog antarumat beragama dan suku asal Australia,AnushaYatawara beberapa waktu lalu,saat mengunjungi desa wisata ini.

Mahasiswi jurusan seni di Universitas Perth,Australia ini memberikan acungan jempol atas keindahan alam perbukitan di Gunungkidul yang sangat eksotis.”Kami sangat menikmati suasana ini,”ucapnya. Belum lagi lantunan gamelan Jawa yang siap mengiringi santap malam para tamu.Gending cokekan seakan menjadikan sebuah kidung mesra bagi para wisatawan yang sengaja datang untuk bisa menikmati suasana desa dan makan malam di pinggir Kali Oya tersebut.

Berbagai permainan pun disajikan pengelola desa wisata ini.Mulai outbond, biking,perahu kano,dan penginapan dengan tarif yang terjangkau.Untuk menginap semalam,pengunjung dikenai tarif Rp200.000. Dari harga tersebut,para pengunjung sudah disajikan menu tradisional,permainan desa,serta bersepeda mengelilingi sungai yang airnya kian jernih ketika musim kemarau ini. Kepenatan kehidupan kota akan sirna ketika menikmati hari- hari di Dusun Jelok.Kidung mesra di pinggir kali inilah sebuah terapi keletihan dari hiruk- pikuknya kehidupan kota.

Kepala Bidang pemasaran dan Promosi Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunungkidul Supriyadi menuturkan,destinasi desa wisata terus dilakukan. Pihaknya sengaja memberikan ruang bagi desa untuk berkreasi atas potensi wisata yang ada di desa masing-masing.”Harapan kami,roda perekonomian warga akan berkembang seiring dengan perkembangan desa wisata ini,”katanya.

Jelok sebagai salah satu potensi wisata minat khusus telah menjadi salah satu dari beberapa desa wisata yang siap menyambut wisatawan yang menginginkan wisata alternatif dan menyegarkan. SUHARJONO Gunungkidul

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/516145/

Kumpulan artikel tentang Desa Wisata Jelok

Desa Wisata Jelok
http://www.visitgunungkidul.com/desa-wisata-jelok/ 

2 Hektare Tanah di Gunungkidul Tergerus Kali Oya 

http://www.harianjogja.com/baca/2013/02/10/2-hektare-tanah-di-gunungkidul-tergerus-kali-oya-377528

Merti Kali Oyo, Tradisi Pembaharuan di Desa Wisata Jelok   

Sejenak di Desa Wisata Jelok

Tradisi Rasulan di  kampung Nusantara Jelok

Yogyakarta yang Sesungguhnya di Desa Wisata Jelok

MELIHAT DESA WISATA JELOK DI GUNUNGKIDUL
Kidung Mesra di Pinggir Oya

Paket Kenikmatan di Kampung Jelok
 

DESA WISATA JELOK BEJI PATHUK (KAMPOENG NUSANTARA)  http://wgtour.wordpress.com/tag/desa-wisata-jelok-beji/

Belajar Kearifan Lokal di Dusun Jelok

Gua Cokakan, Sensasi Seru 'Membelah' Perut Bumi

Kampung Nusantara Desa Wisata di Jelok 

Malam Romantis Di Desa Wisata Jelok

Desa Wisata Jelok
 
Ingin Terus Lestarikan Upacara Sedekah Padi

Satu Ember Lele Dituang di Kali Oya
 
Merti Kali Oya

Tradisi Sedekah Dewi Sri di Jelok Patuk, Gunung Kidul

16/02/13

Dokumentasi Tradisi Methik 10 Februari 2013












 
All photos by Lukman Aji Wibowo (FB Desa Wisata Jelok & Twitter @desawisatajelok)

Masuk koran dan diliput Indosiar






All Photos:dok.pribadi (FB: Aziz Desa Wisata Jelok)

Testimoni host Jelita

TAYANG DI JELITA INDOSIAR SABTU, 9 MARET 2013