Tampilkan postingan dengan label Gus Dur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gus Dur. Tampilkan semua postingan

11/02/13

Gus Dur, Tokoh Pluralisme


Sat, 29/09/2012 - 01:03 WIB

RIMANEWS  - Para pemuda dari lima agama yang tergabung dalam Forum Lintas Iman (FLI) Kabupaten Gunung Kidul, DIY, malam ini menggelar doa wisata di Desa Wisata Kampung Nusantara Padukuhan Jelok, Desa Beji, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul dalam rangka memperingati .000 hari wafatnya Presiden ke IV RI, KH Abdurahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur.
Ketua FLI Kabupaten Gunung Kidul, Aminudin Aziz, mengatakan acara di Panggung Keberagaman ini dimulai pukul 19.00 WIB dan dihadiri 500 pemuda yang berasal dari lima agama. "Selain doa tahlilan, akan dilanjutkan dengan penyalaan 500 obor oleh pemuda dan diarak menuju panggung melewati Sungai Oya," katanya, Kamis, 27 September 2012
Menurut Aminudin, rangkaian kegiatan mulai dari orasi budaya oleh pendeta, biksu dan pastur. Atraksi seni budaya juga turut memeriahkan 1000 hari presiden ke empat Indonesia ini. "Sosok Gus Dur adalah tokoh pluralisme. Acara yang kita gelar juga mengedepankan pluralisme," jelasnya
Koordinator acara, pendeta Yogantoro Prasetyawan, menambahkan bahwa kegiatan doa bersama 1.000 hari tokoh Nadlatul Ulama (NU) ini sekaligus pertemuan pemuda lintas agama. "Peringatan 1000 hari Gus Dur ini juga kita manfaatkan untuk pertemuan pemuda lintas agama," jelasnya
Tokoh Bersama
Menurutnya, sosok Gus Dur tidak saja dimiliki oleh umat Nadlatul Ulama melainkan milik umat agama dan kepercayaan lain.
"Gus Dur salah satu tokoh nasional yang gigih memperjuangkan keberagaman dan sikap pluralisme di Indonesia oleh sebab itu wajib bagi pemuda di Indonesia pada umumnya dan Gunung Kidul pada khususnya, turut melestarikan pemikiran beliau untuk tetap hidup berdampingan di tengah perbedaan," paparnya
Lebih lanjut pendeta Wawan mengatakan acara yang digelar di Desa Wisata Jelok ini terbuka untuk umum, sehingga diharapkan masyarakat ikut dalam acara tersebut
"Saat ini warga dan masyarakat sangat antusias mengikuti acara ini,"pungkasnya.[mrdk/ian]

Pemuda lintas agama doa bersama peringati 1.000 hari wafatnya Gus Dur


28/09/2012
Pemuda lintas agama doa bersama peringati 1.000 hari wafatnya Gus Dur thumbnail
Kelompok lintas agama di Jakarta berdoa mengenang 100 hari wafatnya Gus Dur (foto: dok)

Bertepatan dengan peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), para pemuda lima agama yang tergabung dalam Forum Lintas Iman (FLI) Kabupaten Gunung Kidul, DIY, malam ini menggelar doa wisata di Desa Wisata Kampung Nusantara Padukuhan Jelok,  Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul.
Ketua FLI Kabupaten Gunung Kidul, Aminudin Aziz, mengatakan acara di Panggung Keberagaman ini dimulai pukul 19.00 WIB dan dihadiri 500 pemuda yang berasal dari lima agama yakni Buddha, Hindu, Islam, Katolik, dan Protestan.
“Selain doa tahlilan, akan dilanjutkan dengan penyalaan 500 obor oleh pemuda dan diarak menuju panggung melewati Sungai Oya,” katanya, Kamis, 27 September 2012
Menurut Aminudin, rangkaian kegiatan mulai dari orasi budaya oleh pendeta, biksu dan pastor. Atraksi seni budaya juga turut memeriahkan 1.000 hari presiden keempat Indonesia ini.
“Sosok Gus Dur adalah tokoh pluralisme. Acara yang kita gelar juga mengedepankan pluralisme,” jelasnya
Koordinator acara, Pendeta Yogantoro Prasetyawan, menambahkan bahwa kegiatan doa bersama 1.000 hari tokoh Nadlatul Ulama (NU) ini sekaligus pertemuan pemuda lintas agama.
“Peringatan 1.000 hari Gus Dur ini juga kita manfaatkan untuk pertemuan pemuda lintas agama,” jelasnya
Menurutnya, sosok Gus Dur tidak saja dimiliki oleh umat Nadlatul Ulama melainkan milik umat agama dan kepercayaan lain.
“Gus Dur salah satu tokoh nasional yang gigih memperjuangkan keberagaman dan sikap pluralisme di Indonesia oleh sebab itu wajib bagi pemuda di Indonesia pada umumnya,” paparnya
Sementara itu di Solo, Jawa Tengah, Masyarakat Lembaga Perdamaian Lintas Agama dan Golongan Kota Surakarta (LPLAG), menggelar malam renungan dan doa bersama mengenang 1.000 hari wafatnya Gus Dur di Gladak Solo, Rabu (26/9) malam.
Malam renungan itu diisi dengan doa bersama lintas agama dan mengenang sejarah Gus Dur beserta filosofi yang diajarkannya.
Sumber: vivanews.com, solopos.com

http://indonesia.ucanews.com/2012/09/28/pemuda-lintas-agama-doa-bersama-peringati-1-000-hari-wafatnya-gus-dur/

Mengenang Gus Dur, Pemersatu Umat Beragama

Saturday, 29 September 2012 10:22

JOGJA – Perayaan 1000 hari meninggalnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur digelar di pelataran gedung DPRD DIJ Jalan Malioboro dan di wilayah Gunungkidul, Kamis malam (27/9). Ratusan orang dari berbagai wilayah datang dalam acara ini.
Acara yang digagas Forum Jurnalis Nahdlatul Ulama (FJNU) dan Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) ini digelar secara sederhana. Peserta duduk lesehan di karpet dan tikar yang disediakan panitia. Dua angkringan yang sudah diborong panitia, disediakan khusus kepada peserta acara.
Yang hadir pada acara ini cukup beragam. Mulai dari warga nahdhiyin, kalangan santri, pengurus  badan otonom, LSM, dan seniman. Tidak sedikit masyarakat Tionghoa hadir di sini.
Acara dibuka dengan tahlil, kemudian dilanjutkan talkshow ”Refleksi Pemikiran Gus Dur”. Empat pembicara adalah KH Abdul Muhaimin dari FPUB, Koh Hwat (Tionghoa), Pdt. Paulus Lie (Nasrani), dan Hafidh Asrom (anggota DPD RI), dengan moderator Suraji.
”Kalau ditanya Gus Dur, dia orang paling berjasa bagi kalangan Tionghoa. Tanpa beliau tidak mungkin perayaan Imlek dan barongsai serta liong-liong bisa tampil bebas,” paparnya.
Sedangkan Paulus Lie mengatakan, ”Beliau sosok pemersatu umat beragama. Kita bisa duduk bersama ini juga karena jasa beliau.” (sam/tya)
Sedangkan di Gunungkidul, acara digelar di Desa Wisata Kampung Nusantara, Dusun Jelok, Beji, Patuk. Warga DIJ dan Jawa Tengah berkumpul dalam satu tujuan, meneruskan pemikiran mengenai pluralisme Gus Dur.
Dawali arak-arakan pasukan oncor yang melibatkan 1.000 orang, dengan menyeberang Jembatan Jelok, Beji, Patuk menuju panggung kebersamaan, tempat dilakukan doa yang dilakukan perwakilan lintas lima agama. Kegiatan ini juga diisi dengan salawatan, pementasan musik hadrah, dan tahlilan.
Koordinator Forum Lintas Iman Aminundin Azis menyatakan, kegiatan ini sekaligus mengenang jasa Gus Dur. ”Gus Dur bukan hanya tokoh Islam, tetapi pemersatu bangsa yang memiliki pemikiran pluralisme dan menjadi milik semua agama. Sehingga dalam doa bersama, tidak hanya tokoh Islam tetapi tokoh agama lain juga dilibatkan dan mereka berdoa bersama,” katanya.
Acara dihadiri umat dan tokoh agama dari Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu dimeriahkan tampilnya atraksi anak-anak dusun setempat. Anak-anak dari Pedotan, Patuk tersebut membawakan salawatan mengawali orasi budaya dari perwakilan tokoh agama. (sam/gun/iwa/tya)

http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/26582-mengenang-gus-dur-pemersatu-umat-beragama.html
http://www.kompasberita.com/2012/09/mengenang-gusdur-pemersatu-umat/ 

Pluralitas Dalam 1000 Lentera Cinta Untuk Gus Dur

Foto: Pribadi (Fb Aziz Desa Wisata Jelok)


Tribun Jogja - Jumat, 28 September 2012 18:02 WIB

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kebersamaan dalam perbedaan (pluralitas), itulah hal yang disajikan dalam peringatan 1000 hari wafatnya tokoh bangsa, Abdurahman Wahid di desa wisata Jelok, Beji, Patuk, Gunungkidul, Kamis (27/9/2012) malam.
Sekitar seribuan obor yang dinyalakan oleh peserta dan pemuka agama dari berbagai agama nampak menerangi kegelapan malam di kampung nusantara. Para peserta berjalan dari jembatan Jelok menuju ke desa wisata dengan obor yang menyala.
Mengusung  tema “1000 Lentera Cinta Buat Sang Guru Bangsa” terasa lengkap dengan suguhan kebersamaan yang ditampilkan para pemuda dari Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul, Lembaga Budaya dan Seni (Lesbumi), dan Komunitas Belajar Kampoeng Nusantara.  Kebersamaan itu diwujudkan dalam atraksi seni, orasi budaya, dan juga kegiatan kesenian.
Bahkan dalam acara tersebut, terdapat doa bersama untuk Gus Dur yang dipimpin oleh lima pemuka agama. Mereka bergantian mendoakan wafatnya sang presiden ke empat RI tersebut. Terdapat lima pemuka agama yang hadir dalam kesempatan tersebut yaitu Pendeta Pujo Priyatmo (Kristen), Haji Mustangit (Islam), Khoirun (Islam), Pastur Lukas Hari P (Katolik), Pinandita Podho Winarno (Hindu) dan Bante Badrapala (Budha).
“Acara ini kami kemas dengan mengajak semua pemuka agama untuk berdoa bersama. Seperti teladan Gus dur yang sangat mencintai pluralitas,” jelas koordinator Forum Lintas Iman, Aminudin Azis kepada Tribun Jogja.
Menurutnya, acara tersebut bertujuan untuk menggugah pemuda dan masyarkat agar senantiasa mencintai kehidupan berpluralitas dalam hidup bersama dan berbangsa. “Kami berupaya kembali untuk menyemai nilai-nilai itu dengan bentuk orasi budaya dan doa bersama,” lanjutnya.(*)

PERINGATI WAFATNYA SANG GURU BANGSA, 1000 LENTERA UNTUK GUS DUR

Written By Sorot Gunungkidul on Kamis, 27 September 2012 | 07.55


Patuk (Sorotgunungkidul) Kampoeng Nusantara (Desa Wisata) Jelok, Beji, Kecamatan Patuk sontak terang benderang dengan dinyalakannya obor malam ini (27/9). Ratusan warga lintas agama bersama tokoh-tokoh lima agama yang ada di Gunungkidul hadir untuk memperingati 1000 hari wafatnya Sang Guru Bangsa, Abdurrahman Wahid atau biasa di panggil Gus Dur dengan tema “Menggerakan Tradisi meneguhkan Indonesia”.
Acara yang di hadiri tokoh tokoh Agama se Kabupaten Gunungkidul disambut hangat oleh masyarakat Desa Wisata Jelok, dengan membawa obor dari jembatan hingga menuju Area Kampoeng Nusantara.
Aminudin Aziz selaku ketua panitia acara Peringatan 1000 Hari Wafatnya Gus Dur mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menggali pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang kebangsaan dan kebudayaan bangsa Indonesia ini.
“Harapan saya sering dilakukan acara seperti ini untuk mengenang nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh tokoh-tokoh di Indonesia seperti KH Abdulrahman Wahid” ujar Azis saat di temui di Pendopo Desa Wisata Jelok.
Menambahkan, penggagas acara tersebut adalah Danang Ardianta Ketua HIPMI Gunungkidul dan Direktur Media Harian Umum Sorotgunungkidul.com yang juga sebagai Sponsor Tunggal, di bantu dengan iuran dana dari forum lintas agama dan komunitas lesbumi sehingga acara dapat terlaksana namun dengan konsep kesederhanaan.
Acara di mulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh para hadirin yang datang, diikuti  dengan penampilan Pelangi Nusantara dan Jatilan oleh putra-putri desa wisata  Jelok. Dilanjutkan dengan orasi dari tokoh tokoh Agama.
Iwayan dalam orasinya mengatakan "Tuhan hanya menciptakan satu Gus Dur, dimana Gusdur sebagai Guru dan Pemimpin Pluralisme Bangsa"
Kemudian, para tokoh melanjutkan dengan sambutan tentang keberhasilan Gus Dur dalam upaya mempersatukan Bangsa tanpa perbedaan.
"Jiwa yang berani membela mereka yang termajinalkan di indonesia, dan di perjuangkan oleh Gus Dur" tegas Pendeta Pujo dari grobogkan jawa tengah dalam Orasinya.
 
Acara di akhiri dengan doa bersama oleh para pemuka pemuka Agama. (Why_Ulf)  

Forum Lintas Iman Gunungkidul Peringati 1000 Hari Gus Dur

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL-
Berbagai macam organisasi pemuda seperti Forum Lintas Iman Gunungkidul, Lesbumi Gunungkidul, dan  Komunitas belajar kampoeng nusantara menggelar acara peringatan 1000 hari Gus Dur. Acara tersebut akan digelar di desa wisata jelok, Beji, Patuk, Kamis (27/9/2012) malam ini.

Salah satu pengurus Forum Lintas Iman, Aminudin Azis menjelaskan, acara peringatan mantan presiden RI ke 4 itu akan diisi dengan pentas seni dari semua agama di Indonesia. "Ada pemuka semua agama yang datang," jelasnya.

Selain itu juga terdapat orasi budaya, kenduri budaya dan doa bersama. Menurut Azis acara ini dikemas dalam rangka menciptakan kerukunan umat beragama. "Nantinya juga disertai dengan penyalaan seribu lentera," tandasnya. (*)
 
http://jogja.tribunnews.com/2012/09/27/forum-lintas-iman-gunungkidul-peringati-1000-hari-gus-dur/ 

Seribu Obor Untuk Gus Dur


Jumat, 28 September 2012 | 19:19 WIB

Gunungkidul, www.jogjatv.tv –Memperingati 1000 hari meninggalnya KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur, umat dari 5 agama di Gunungkidul, Kamis (17/9) malam menggelar doa bersama. Sosok Gus Dur dikenang sebagai pemimpin yang mampu mengedepankan kebersamaan ditengah perbedaan. Doa bersama yang digelar di kawasan Desa Wisata Njelok,Beji, Pathuk tersebut diprakasarasi Forum Lintas Iman Kabupaten Gunungkidul.
Acara 1000 obor untuk Gus Dur, yang digelar di Desa Wisata Njelok, Beji, Kecamatan Pathuk Gunung Kidul tersebut diawali dengan penyalaan obor oleh peserta oleh berbagai tokoh agama se Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya mereka berjalan kaki menuju panggung peringatan 1000 hari Gus Dur, untuk mengikuti kenduri rakyat yang dipimpin sesepuh desa.
Puncak peringatan 1000 hari Gus Dur dilakukan doa bersama yang dipimpin para tokoh lintas agama yang masing-masing menyampaikan doa untuk Gus Dur dan kedamaian bangsa Indonesia. Ketua Forum Lintas Iman Kabupaten Gunungkidul Aziz Aminudin mengatakan nilai-nilai kebersamaan, kebangsaan dan pluraslisme yang ditanamkan oleh Gus Dur semasa hidupnya, patut diteladaini oleh generasi muda saat ini. Karena indonesia sejatinya merupakan negara yang terdiri daeri beragam suku, agama dan golongan.(Candra Saputra)

10/02/13

Peringati 1.000 hari Wafatnya Gus Dur, Pemuda 5 Agama Doa Bersama


Acara ini dihadiri 500 pemuda yang berasal dari lima agama. 

Kamis, 27 September 2012, 22:51 Eko Priliawito, Daru Waskita (Yogyakarta)
VIVAnews - Bertepatan dengan peringatan 1.000 hari wafatnya Presiden ke IV RI, KH Abdurahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur, para pemuda dari lima agama yang tergabung dalam Forum Lintas Iman (FLI) Kabupaten Gunung Kidul, DIY, malam ini menggelar doa wisata di Desa Wisata Kampung Nusantara Padukuhan Jelok, Desa Beji, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul.

Ketua FLI Kabupaten Gunung Kidul, Aminudin Aziz, mengatakan acara di Panggung Keberagaman ini dimulai pukul 19.00 WIB dan dihadiri 500 pemuda yang berasal dari lima agama.
"Selain doa tahlilan, akan dilanjutkan dengan penyalaan 500 obor oleh pemuda dan diarak menuju panggung melewati Sungai Oya," katanya, Kamis, 27 September 2012

Menurut Aminudin, rangkaian kegiatan mulai dari orasi budaya oleh pendeta, biksu dan pastur. Atraksi seni budaya juga turut memeriahkan 1000 hari presiden ke empat Indonesia ini.
"Sosok Gus Dur adalah tokoh pluralisme. Acara yang kita gelar juga mengedepankan pluralisme," jelasnya

Koordinator acara, pendeta Yogantoro Prasetyawan, menambahkan bahwa kegiatan doa bersama 1.000 hari tokoh Nadlatul Ulama (NU) ini sekaligus pertemuan pemuda lintas agama.
"Peringatan 1000 hari Gus Dur ini juga kita manfaatkan untuk pertemuan pemuda lintas agama," jelasnya
Tokoh Bersama                                
Menurutnya, sosok Gus Dur tidak saja dimiliki oleh umat Nadlatul Ulama melainkan milik umat agama dan kepercayaan lain.
"Gus Dur salah satu tokoh nasional yang gigih memperjuangkan keberagaman dan sikap pluralisme di Indonesia oleh sebab itu wajib bagi pemuda di Indonesia pada umumnya dan Gunung Kidul pada khususnya, turut melestarikan pemikiran beliau untuk tetap hidup berdampingan di tengah perbedaan," paparnya

Lebih lanjut pendeta Wawan mengatakan acara yang digelar di Desa Wisata Jelok ini terbuka untuk umum, sehingga diharapkan masyarakat ikut dalam acara tersebut
"Saat ini warga dan masyarakat sangat antusias mengikuti acara ini,"pungkasnya. (ren)

09/02/13

Lima Agama kenang Gus Dur


Jumat, 15 Januari 2010 09:44 WIB 


WONOSARI: Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul bersama lima agama dan kepercayaan menggelar refleksi bersama ajaran dan pemikiran Abdulrahman Wahid atau Gus Dur bertempat di halaman DPRD Gunungkidul, Rabu (13/1) pukul 20.00 WIB.
Acara yang bertujuan merajut kerukunan lintas agama dan kepercayaan dihadiri ratusan umat dari lima agama, perwakilan tokoh atau pemuka agama ini sekaligus menjadi kegiatan perdana dalam upaya membentuk kerukunan hidup umat beriman di Kabupaten Gunungkidul.
Pada sarasehan berlangsung sejumlah tokoh dan pemuka lintas agama Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik masing-masing menyampaikan pendapatnya terhadap kiprah dan pemikiran Gus Dur semasa hidup.
“Pemikiran sikap dan perilaku Gus Dur selama hidup sangat kami dirasakan sebagai tokoh yang berani berdiri tegak di tengah perbedaan dan kemajemukan umat beragama dan beriman. Ini terlihat dari kemauan Gus Dur yang selalu membuka komunikasi secara baik dengan agama minoritas,” kata Aloysios Sumarno tokoh umat Katolik.
Samanera Badra Palo mewakili pemuka agama Budha menyatakan Gus Dur bukan saja milik umat muslim melainkan umat agama dan kepercayaan lain yang juga diakui sebagai tokoh pluralis, nasionalis dan kesetaraan.
Meskipun sempat diguyur hujan dan ratusan peserta dan para peserta dipindahkan ke dalam gedung DPRD. Namun antusias umat lima agama bertambah dengan terus berdatangan dari sejumlah wilayah Gunungkidul.
Ketua FLI Aminudin Azis mengatakan kegiatan lintas agama ini menjadi salah satu kegiatan bersama untuk meningkatkan kesadaran hidup antar beragama di tengah masyarakat dan kemajemukan. (Endro Guntoro)