11/02/13

Mengenang Gus Dur, Pemersatu Umat Beragama

Saturday, 29 September 2012 10:22

JOGJA – Perayaan 1000 hari meninggalnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur digelar di pelataran gedung DPRD DIJ Jalan Malioboro dan di wilayah Gunungkidul, Kamis malam (27/9). Ratusan orang dari berbagai wilayah datang dalam acara ini.
Acara yang digagas Forum Jurnalis Nahdlatul Ulama (FJNU) dan Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) ini digelar secara sederhana. Peserta duduk lesehan di karpet dan tikar yang disediakan panitia. Dua angkringan yang sudah diborong panitia, disediakan khusus kepada peserta acara.
Yang hadir pada acara ini cukup beragam. Mulai dari warga nahdhiyin, kalangan santri, pengurus  badan otonom, LSM, dan seniman. Tidak sedikit masyarakat Tionghoa hadir di sini.
Acara dibuka dengan tahlil, kemudian dilanjutkan talkshow ”Refleksi Pemikiran Gus Dur”. Empat pembicara adalah KH Abdul Muhaimin dari FPUB, Koh Hwat (Tionghoa), Pdt. Paulus Lie (Nasrani), dan Hafidh Asrom (anggota DPD RI), dengan moderator Suraji.
”Kalau ditanya Gus Dur, dia orang paling berjasa bagi kalangan Tionghoa. Tanpa beliau tidak mungkin perayaan Imlek dan barongsai serta liong-liong bisa tampil bebas,” paparnya.
Sedangkan Paulus Lie mengatakan, ”Beliau sosok pemersatu umat beragama. Kita bisa duduk bersama ini juga karena jasa beliau.” (sam/tya)
Sedangkan di Gunungkidul, acara digelar di Desa Wisata Kampung Nusantara, Dusun Jelok, Beji, Patuk. Warga DIJ dan Jawa Tengah berkumpul dalam satu tujuan, meneruskan pemikiran mengenai pluralisme Gus Dur.
Dawali arak-arakan pasukan oncor yang melibatkan 1.000 orang, dengan menyeberang Jembatan Jelok, Beji, Patuk menuju panggung kebersamaan, tempat dilakukan doa yang dilakukan perwakilan lintas lima agama. Kegiatan ini juga diisi dengan salawatan, pementasan musik hadrah, dan tahlilan.
Koordinator Forum Lintas Iman Aminundin Azis menyatakan, kegiatan ini sekaligus mengenang jasa Gus Dur. ”Gus Dur bukan hanya tokoh Islam, tetapi pemersatu bangsa yang memiliki pemikiran pluralisme dan menjadi milik semua agama. Sehingga dalam doa bersama, tidak hanya tokoh Islam tetapi tokoh agama lain juga dilibatkan dan mereka berdoa bersama,” katanya.
Acara dihadiri umat dan tokoh agama dari Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu dimeriahkan tampilnya atraksi anak-anak dusun setempat. Anak-anak dari Pedotan, Patuk tersebut membawakan salawatan mengawali orasi budaya dari perwakilan tokoh agama. (sam/gun/iwa/tya)

http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/26582-mengenang-gus-dur-pemersatu-umat-beragama.html
http://www.kompasberita.com/2012/09/mengenang-gusdur-pemersatu-umat/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar