Tepat jam 7 pagi
kami sudah berkumpul di lobby RS JIH, cek point kami sebelum perjalanan
ke Desa Wisata Jelok, Beji, Patuk, Gunung Kidul. Aku, Tiwi, mbak Lina
dan Naila, tinggal menunggu Erwin yang katanya kemarin mau ikut juga.
Setelah sekitar setengah jam menunggu Erwin, dan dia belum datang juga,
aku menghubungi ponselnya dan ternyata ponsel tidak aktif. Pasti deh
nggemboss lagiiii... Ya sudah, rencana diubah karena tadinya ke Jelok
salah satunya mau memakai motor Erwin.
Akhirnya kami
balik ke rumahku di Kotagede, untuk menukar motorku dengan motor adikku,
sekalian sarapan di Warung Soto Wonosari, sedaaappp... Akibatnya jelas
deh molor waktu dari rencana semula jam 08.00 sampai lokasi. Jam 09.00
kami baru menuju Jelok, berboncengan, Naila dengan mbak Lina, aku dengan
Tiwi. Alhamdulillah, perjalanan lancar, jalanan belum terlalu ramai.
Mbak Lina seperti biasa sudah melesat duluan... ha ha ha tadi aku lupa
memberitahu rute dan lokasi persisnya Desa Jelok...
Dan benar saja
begitu sampai pertigaan Patuk seharusnya kita belok ke kanan, mbak Lina
sudah melaju entah sampai di mana, nggak kelihatan lagi. Bagus deh ;)
mana sinyal hp nggak ada lagi... Tapi akhirnya setelah jalan ke sana
kemari mencari sinyal yg lumayan bagus mbak Lina berhasil kuhubungi dan
dia sudah hampir sampai Putat... alamaaakkk jauhnya ha ha ha... Nunggu
beliau berdua deh kita....
Perjalanan ke
Desa Jelok mengasyikkan menurutku, masih sejuk dan alami. Jalan yang
masih dekat dengan kotanya sudah diaspal, menurun dan berkelok kelok
dengan pohon-pohon rindang di kanan kiri jalan. Sejuuuk banget....
Semakin ke dalam jalanan semakin tidak rata, masih batu dan aspal kasar,
pemandangan sawah yang hijau terlihat sejauh mata memandang. Damai
banget, sampai terlintas di pikiranku, membandingkan perasaanku pada
waktu aku sedang berada di Senayan City ha ha ha, kebalikannya banget
deh...
Perjalanan ke
sana sekitar 45 menit karena lokasi tepatnya kita belum tahu persis,
hanya berdasarkan petunjuk bbm dik Azis yang ada di situ. Jadi jalannya
memang pelan-pelan dan masih celingak celinguk mencari tanda-tanda yang
diberikan, sambil menikmati pemandangan juga sih ;)
Akhirnya setelah
melewati jalan setapak yang menurun kami sampai juga di pinggir sungai
yang berarus lumayan deras. Kami sudah meringis-ringis, antara senang
dan pertanyaan berani atau nggak ya, karena kami berniat berperahu di
Sungai Oya. Kami melewati jembatan gantung yang membentang di atas
sungai untuk sampai ke Desa Jelok. Kata dik Azis jembatan itu dibangun
dari swadaya masyarakat Desa Jelok, karena sebelum ada jembatan penduduk
Desa harus menyeberangi sungai untuk berbagai keperluan. Haaaa ini dia
jembatannya..... Seru kan ?
|
Jembatan gantung menuju Desa Wisata Jelok |
Sampai di
seberang kami menyaksikan suasana yang sangat alami. Puncak gunung
berapi purba Nglanggeran yang tertutup kabut terlihat indah banget.
|
Puncak gunung yang tertutup kabut tidak tertangkap kamera |
Penduduk sedang
bergotong royong membersihkan jalan. Rumah tanpa dinding pembatas dan
hanya ada balai-balai untuk duduk berada di sebelah kanan jalan kecil
itu. Di situ kami disambut dengan minuman wedang secang dan kacang rebus
ha ha ha khas banget. Kami meletakkan tas-tas kami di situ.
|
Marakke liyer-liyer ;D |
Kami
melihat-lihat sekeliling, selain bangunan tadi ada juga beberapa
bangunan kecil sebagai taman baca anak-anak. Bangunan-bangunan itu
disediakan untuk berbagai kegiatan anak-anak dan remaja di desa itu,
selain untuk menyambut dan menjamu tamu-tamu yang berkunjung di Desa
Wisata Jelok. Asri banget pokoknya.
|
Gotong Royong warga dan jalan setapak desa |
|
Jalan setapak menuju jembatan |
Sekitar jam 10.30 kami bersiap-siap untuk berperahu menyusuri Kali Oya. Rencananya rute yang diambil adalah rute Bunder-Jelok.
|
Perjalanan menuju ke jembatan untuk selanjutnya menuju Bunder |
|
Melewati jembatan gantung, sudah nggak takut lagi... ;) |
|
Background pak pemandu yang memanggul kano |
|
Kereeenn... Siapa berani hayooo... ;D |
Jadi kami membawa
perahu dan semua perlengkapan ke Bunder. Setelah briefing dan berdo'a
kami mulai memasukkan perahu kano ke sungai, eh bukan kami tapi para
pemandunya. Kami tinggal nyemplung aja di dalam perahu setelah perahu
siap di atas sungai ;) Luar biasa gembiranya Naila bisa benar-benar
berperahu dan menjadi basah....
|
Yang sibuk pemandunya, sumpah ha ha ha... |
Perahu berisi 2 orang plus 1 pemandu. Aku dengan Naila, mbak Lina dengan Tiwi.... Serunyaaa....
|
Ready to gooo.... |
|
Ayoooo.. eh, tunggu dong pemandunya, belum masuk kano tuuh... |
|
Bunda, helm kakak kegedean nih... |
|
Kano spesial khusus pemandu niii... |
|
Kenapa jadi banyak banget yang ngawal yak, ha ha ha.... |
Kami berperahu
menyusuri sungai yang pada waktu itu lumayan berarus karena malamnya
sempat hujan deras. Alhamdulillah, jadi tidak terlalu banyak mendayung
dan jalan perahu lumayan cepat. Matahari juga bersinar redup, tidak
terlalu terik, mendukung banget deh pokoknya cuaca hari itu. Ada
beberapa jeram kecil yang kami lewati yang membuat Naila
berteriak-teriak kegirangan. Dia tidak menunjukkan ketakutan sama
sekali, bahkan dia berani duduk di ujung perahu untuk menyambut air yang
menyipratinya di jeram kecil. Pemandangan di sepanjang sungai juga
sangat indah, tumbuhan hijau di kanan kiri, kicauan burung bersahutan
dan biawak yang sesekali muncul.... Hedeh, aku paling ngeri hal satu
ini. Di setengah perjalanan ada air terjun kecil dengan air yang sangat
bening. Semua turun menikmati guyuran air terjun, sayang banget nggak
bawa kamera ya, jadi tidak ada fotonya di situ...
|
Salah satu view di sepanjang aliran sungai, cantik banget yaa... |
|
Ini juga, tidak kalah indah... |
Sekitar satu jam
perjalanan kami sampai kembali di Desa Jelok. Mbak Lina dan Tiwi membawa
kelapa muda di perahunya. Tadi dia dipanggil penduduk desa dan ditawari
kelapa muda hi hi hi asyiknya hidup di desa ya...
|
Kelapa muda setelah lelah mendayung |
|
Angkat-angkat kano untuk next flight rombongan lain ha ha ha |
Kami naik dari
sungai dengan baju basah kuyup. Kami segera ganti pakaian dan hidangan
makan siang bahan organik sudah tersedia dengan lezatnya. Nasi putih,
sayur lodeh terong, melinjo dan daun so, tahu tempe dan ikan goreng,
kerupuk dan sambel bawang.... Ha ha ha momennya pas banget, jadi kita
makan tanpa malu-malu dan bahkan malu-maluin.... Saking lahap dan
banyaknya kita makan jadi berakibat kami ngantuk berat setelah
makan..... :D
|
Alhamdulillah, nikmat sekali... |
Dan seperti biasa
setelah makan kamipun pulang ha ha ha... Pamitan dengan dik Azis dan
penduduk desa Jelok, dengan niat suatu saat nanti kami mau kembali lagi
ke sini, desa yang indah, sejuk dan nyaman. Kami pulang dengan waktu
yang lebih cepat. Tujuan kami balik lagi ke RS JIH karena motor Tiwi
ada di sana.
Dan sesampainya
di RS JIH langsung nongkrong di Parsley sambil menunggu hujan reda. Kita
kehujanan lho waktu perjalanan pulang...
Terima kasih ya Allah atas petualangan seru ini, atas perlindunganMu...
Desa Wisata Jelok, 06 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar