11/02/13

Pluralitas Dalam 1000 Lentera Cinta Untuk Gus Dur

Foto: Pribadi (Fb Aziz Desa Wisata Jelok)


Tribun Jogja - Jumat, 28 September 2012 18:02 WIB

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kebersamaan dalam perbedaan (pluralitas), itulah hal yang disajikan dalam peringatan 1000 hari wafatnya tokoh bangsa, Abdurahman Wahid di desa wisata Jelok, Beji, Patuk, Gunungkidul, Kamis (27/9/2012) malam.
Sekitar seribuan obor yang dinyalakan oleh peserta dan pemuka agama dari berbagai agama nampak menerangi kegelapan malam di kampung nusantara. Para peserta berjalan dari jembatan Jelok menuju ke desa wisata dengan obor yang menyala.
Mengusung  tema “1000 Lentera Cinta Buat Sang Guru Bangsa” terasa lengkap dengan suguhan kebersamaan yang ditampilkan para pemuda dari Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul, Lembaga Budaya dan Seni (Lesbumi), dan Komunitas Belajar Kampoeng Nusantara.  Kebersamaan itu diwujudkan dalam atraksi seni, orasi budaya, dan juga kegiatan kesenian.
Bahkan dalam acara tersebut, terdapat doa bersama untuk Gus Dur yang dipimpin oleh lima pemuka agama. Mereka bergantian mendoakan wafatnya sang presiden ke empat RI tersebut. Terdapat lima pemuka agama yang hadir dalam kesempatan tersebut yaitu Pendeta Pujo Priyatmo (Kristen), Haji Mustangit (Islam), Khoirun (Islam), Pastur Lukas Hari P (Katolik), Pinandita Podho Winarno (Hindu) dan Bante Badrapala (Budha).
“Acara ini kami kemas dengan mengajak semua pemuka agama untuk berdoa bersama. Seperti teladan Gus dur yang sangat mencintai pluralitas,” jelas koordinator Forum Lintas Iman, Aminudin Azis kepada Tribun Jogja.
Menurutnya, acara tersebut bertujuan untuk menggugah pemuda dan masyarkat agar senantiasa mencintai kehidupan berpluralitas dalam hidup bersama dan berbangsa. “Kami berupaya kembali untuk menyemai nilai-nilai itu dengan bentuk orasi budaya dan doa bersama,” lanjutnya.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar