Rezza Eka Wardana, siswa SMA Dominikus Wonosari,
Gunungkidul akhirnya mengembuskan napasnya, Sabtu (3/11) sore. Siswa kelas X
ini lebih dari sepekan kritis dan tak sadarkan diri di rumah sakit
Bethesda.
Ribuan pelayat mengantar jenazah Rezza dari rumah duka di
Jeruksari RT 11 RW 24 Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul ke
peristirahatan terakhir di pemakaman umum Jeruksari. Upacara pemakaman dihadiri
oleh ribuan pelayat, termasuk GKR Hemas dan Bupati Gunungkidul, Badingah. Isak
tangis rekan korban mengantar Rezza ke peristirahatan terakhir.
Bukan hanya menyisakan duka mendalam, kepergian Rezza
juga meninggalkan kejanggalan. Rezza yang sempat dinyatakan oleh pihak
kepolisian kecelakaan tunggal.
Namun, sikap polisi yang keukeuh ini justru
menimbulkan tuntutan berbagai pihak untuk pengungkapan kasus ini.
Untuk mendorong pengungkapan kasus tersebut, beberapa
warga yang tergabung dalam Koalisi Aksi Solidaritas melakukan aksi tabur bunga
di perempatan Tugu Yogyakarta, Minggu (4/11). Mereka menaburkan bunga di
sekitar foto Rezza yang mereka tempatkan di jalan.
“Keterangan dari polisi, Rezza mengalami kecelakaan
tunggal. Namun jika ada dugaan kekerasan oleh aparat kepolisian akan ditindak
tegas merupakan sesuatu yang ganjil dan ada yang disembunyikan. Apalagi beredar
berita bahkan ditulis media ada niat dari polisi untuk menyuap keluarga korban
dengan Rp20 juta namun dengan syarat tidak mengungkit-ungkit kasus Rezza,” ujar
Baharudin Kamba, koordinator aksi.
Aksi keprihatinan juga dilakukan oleh ratusan pemuda
dengan long march dari Jalan Satria, Minggu (4/11). Para pemuda berjalan dari
rumah duka menuju ke TKP jatuhnya Rezza Eka Wardana. Mereka meneriakkan aksi
protes terhadap Kepolisian Resor Gunungkidul, untuk pengusutan penyebab
kematian Rezza.
Para pemuda, kemudian duduk bersila di jalan raya depan
gedung DPRD Gunungkidul. “Kita menuntut Polres Gunungkidul legawa, menyerahkan
anggotanya yang memang bersalah,” kata Koordinator Lembaga Kajian dan Studi
Sosial, Aminuddin Azis.
Dukungan pengusutan kasus juga datang dari Wakil Ketua
DPD GKR Hemas. Kematian yang tidak wajar dan diduga dilakukan oleh oknum
anggota polisi Polres Gunungkidul ini harus diusut tuntas. “Kasus kematian
Rezza ini tidak wajar, jadi harus diungkap dan diusut tuntas,” terangnya di
sela takziah di rumah duka, Minggu (4/11).
Kematian Rezza ini juga mengundang keprihatinan dari
berbagai pihak. Bahkan, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Heri
Sebayang, juga menyesalkan kematian Rezza, yang merupakan anak dari kawan
dekatnya. Heri, yang dahulu dikenal sebagai salah satu aktivis di Yogyakarta
ini, menilai keterangan yang diberikan oleh kepolisian terkait kronologi
kecelakaan yang menimpa Rezza sangatlah ganjil dan tidak masuk akal.
Heri yang turut hadir di RS Bethesda pasca Rezza
dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya juga mewakili keluarga Rezza
mendesak agar aparat kepolisian jangan sekali-sekali menutup-nutupi kasus ini.
Apalagi, hanya demi menyelamatkan salah satu anggotanya yang diduga melakukan
tindak kekerasan pada Rezza, sehingga ia koma dan lalu meninggal dunia. “Jangan
ditutup-tutupi kasus kematian Rezza ini,” ujar Heri, Minggu (4/11).
Okezone | Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar