Monday, 11 February 2013 09:14
|
PATUK - Lumbung pangan di
Gunungkidul sebentar lagi bakal terisi. Para petani mulai panen padi. Di
wilayah Pedukuhan Jelok, Beji, Patuk, panen dilakukan dengan cara berbeda,
kemarin.Panitia menyebutnya Mboyong Mbok Sri Sedono Soko Tegal Kepanasan
Digowo Neng Gedong Pedaringan. Kurang lebih artinya, petani memanen padi,
kemudian menampungnya di lumbung.Kegiatan ini melibatkan puluhan warga.
Mereka berjalan kaki sejauh 500 meter menuju ladang. Nasi tumpeng, dan aneka
pangan tradisional diarak untuk memenuhi rangkaian ritual Mboyong Mbok Sri,
atau memetik padi.
Sesampai di ladang, petani menyambutnya dengan
gerakan cepat memotong batang padi. Seorang kakek, Yoso Suparjono, duduk
bersila. Mengambil kemenyan kemudian membakarnya. Mulutnya komat kamit
membaca doa, lalu diakhiri dengan mengambil alat pemotong padi,
ani-ani.“Mugi-mugi Alloh maringi rejeki engkang katah lan barokah dumateng
kito sedoyo (mudah-mudahan Allah SWT memberi rezeki yang banyak untuk kita
semua,” kata mbah Yoso dijawab serentak, aamiin, oleh penduduk.
Tokoh masyarakat setempat, Hadi Winoto
menjelaskan ritual tersebut dilakukan untuk melestarikan budaya. Intinya,
kata dia, semata-mata sebagai ungkapan syukur hamba kepada pemberi rezeki
yakni Allah SWT.Ritual seperti ini dilakukan awal musim tanam, dan musim
panen. Musim tanam disebut labuhan, kemudian pada saat panen namanya Mboyong
Mbok Sri. Dia berharap padi IR64 yang dipanen paling awal tersebut hasilnya
bagus.Penyelenggara acara Aminudin
Azis mengatakan kegiatan tersebut juga melibatkan anak-anak. Memberikan
pencerahan kepada mereka bahwa profesi petani itu tidak perlu dijauhi. (gun/iwa)
|
12/02/13
Panen, Gelar Mboyong Mbok Sri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar