YOGYAKARTA, ITM- Masyarakat di Gunungkidul pada umumnya masih sangat
menjaga tradisi budaya yang telah tumbuh dan hidup selama bertahun
tahun. Kemasan acara tradisi tersebut, selalu dihubungkan dengan siklus
hidup manusia dan alam raya, memiliki potensi wisata yang bisa menarik
wisatawan.
Hal itu disampaikan Azis, direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial
(LKdS) Yogyakarta dalam siaran pers yang dikirimkan kepada ITM, Minggu
(1/10). Dia menyebut contoh, kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat
Dusun Jelok, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, dalam rangka
menyambut musim tanam dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.
Mereka mengadakan ritual Merti Kali, berupa iring-iringan gunungan
hasil panen dan doa bersama yang dilaksanakan di tengah sungai (kali)
yang melintasi dusun mereka.
Acara Merti Kali tahun ini menjadi lebih menarik karena dikemas dalam acara Festival Kali Oya, dengan berbagai macam acara.
Kemasan Festival Kali Oya ini diprakarsai oleh Komunitas Belajar Kampung
Nusantara, yang telah beberapa tahun ini mendirikan komunitas belajar
dan sekolah alam di dusun tersebut.
“Melihat dari antusiasnya masyarakat dalam mengikuti acara tersebut,
serta mampu menarik perhatian dari masyarakat luar dusun, bahkan luar
Gunungkidul, acara semacam itu sebenarnya bisa di kemas menjadi atraksi
wisata, sebagai dukungan terhadap promosi wisata di Gunungkidul,”
tulisnya.
Apalagi kondisi alam dan lingkungan di Dusun Jelok, Desa Beji
tersebut, sangat asri dan masih menyimpan dan menjaga tradisi dan adat
istiadat masyarakatnya.semoga ke depan instansi terkait di Pemda
Gunungkidul, maupun di Provinsi DIY, mampu melihat potensi ini.
Informasi selengkapnya hubungi:
Aziz, Direktur Lembaga Kajian dan Studi Sosial (LKdS) Yogyakarta. Jl
Baron No 05 Siraman, Wno Gk Telp (0274)393162,
email:azizgarda@yahoo.co.id
http://blog.umy.ac.id/sulastrisri/2012/01/03/adat-istiadat-gunungkidul/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar