04/12/14

Sinta Nuriyah: Pilih yang bijaksana, adil, jujur, memihak rakyat


Reporter : Yulistyo Pratomo | Minggu, 6 Juli 2014 18:51
Sinta Nuriyah: Pilih yang bijaksana, adil, jujur, memihak rakyat
Sutan Bhatoegana minta maaf. ©2012 Merdeka.com/Imam Buhori
Merdeka.com - Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah, mengajak masyarakat Indonesia menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Umum Presiden, 9 Juli 2014. Dia mengajak pemilih untuk berpikir cerdas, yakni dengan memilih orang yang tepat sebagai presiden RI mendatang.

"Saya berharap seluruh rakyat Indonesia tidak lupa mencoblos dalam pemilu presiden mendatang. Pilih orang yang bijaksana, adil, dan jujur, dan memihak rakyat," katanya saat ditemui pada "Deklarasi Kebangsaan" Forum Lintas Iman di GKJ Logandeng, Playen, Gunung Kidul, Minggu (6/7), seperti dilansir dari Antara.

Menurut dia, saat ini kerukunan masyarakat Indonesia sedang diuji dengan adanya berbagai kerusuhan yang berbau suku, ras, agama, dan antargolongan. Oleh sebab itu, Sinta berharap masyarakat tetap menjaga kerukunan.

"Mempererat persatuan menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia," lanjutnya.

Menurut dia, Bhinneka Tunggal Ika harus tetap menjadi pegangan agar tidak terpecah belah sebagai sesama anak bangsa. Atas alasan itu, Shinta meminta agar sesama pendukung capres tidak mengedepankan fanatisme yang bisa memecah persatuan.

"Fanatisme bisa mengoyak kerukunan bangsa Indonesia, apabila kita tidak bisa bersatu," ucapnya.

Dalam deklarasi tersebut, Sinta Nuriyah menandatangani petisi dan cap tangan di atas kain putih sepanjang lima meter bertuliskan "Kami Titip Bhinneka Tunggal Ika". Hal itu, kemudian dilanjutkan oleh seluruh pemuka keagamaan. Kain tersebut akan dipasang di sekitar Alun-Alun Kabupaten Gunung Kidul.

Ketua Forum Lintas Iman (FLI) Gunung Kidul Aminudin Aziz mengatakan deklarasi kebangsaan sebagai wujud kepedulian terhadap dasar pemersatu bangsa, Bhinneka Tunggal Ika yang saat ini mulai goyah. "Sebagai aksi keprihatinan kami karena ke-bhinnekaan menjadi pertaruhan di mana bangsa ini akan dibawa oleh pemimpin yang baru," kata Aminudin.

Dia berharap pemimpin Indonesia masa mendatang mampu menjaga kerukunan antarwarga, sehingga tidak ada lagi perpecahan atas nama SARA. "Jangan sampai kerusuhan mengatasnamakan apapun terjadi lagi, kita harus bersatu," kata dia, Pada kesempatan sebelumnya, Sinta menghadiri sahur bersama santri di Pondok Pesantren Darul Quran, Ledoksari, Kepek, Wonosari, Gunung Kidul.

Acara sahur bersama tersebut, juga dihadiri sejumlah tokoh agama dan lima pemuka agama yang tergabung dalam FLI Gunung Kidul.
[tyo]
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar