Wonosari – Yogyakarta (SK).
Jum’at (04/04) Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul bersama elemen
masyarakat Gapoktan, LSM, Pelajar SLTA dan Ikatan Mahasiswa Gunungkidul
menggelar aksi tolak money politic di Bunderan PLN Wonosari.
Aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan terhadap maraknya
praktek-praktek kotor yang dilakukan politisi untuk mendulang suara
dalam pemilu yang akan digelar 9 April mendatang.
Aksi
dimulai pukul 14.00 wib dengan membagi selebaran Petisi Gunungkidul
Siaga I "Gerakan Menolak Politik Uang" kepada pengguna jalan. Isi
petisi tersebut diantaranya : Pertama, Mendukung proses politik secara santun, sesuai aturan, bersih dan tanpa diskriminasi. Kedua, Menolak sepenuhnya politik uang yang digunakan sebagai strategi pemenangan Pilek, Pilpres maupun Pilkada. Ketiga, Mendesak KPU dan Panwaslu untuk berani tegas bertindak terhadap pelanggar pemilu. Keempat, Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif memantau Pemilu. Kelima, Mewasdai serangan fajar dan berani melaporkan segala bentuk pelanggaran kepada Panwaslu. Keenam, Menjadi
pemilih yang memilih Caleg benar, baik dan bersih. Ketujuh,Aktif dalam
mensukseskan Pemilu untuk Pileg, Pilpres dan Pilkada yang LUBERJURDIL.
Aminudin Aziz selaku koordinator aksi
dalam orasinya menyatakan bahwa dua bulan sebelum menggelar aksi mereka
telah menyebar relawan untuk mencari informasi terkait praktik money politic. Hasilnya
90% terjadi praktek politik uang di wilayah Gunungkidul. Sementara
itu orator wakil dari pelajar SLTA menyatakan sebagai pemilih pemula
harus jeli dalam menentukan pilihan. Politisi telah mendidik dan memberi
contoh buruk kepada para pelajar dengan memberikan uang jajan dan
mengarahkan pilihan politiknya. Selain itu wakil dari Ikatan Mahasiswa
Gunungkidul menyatakan bahwa sebagai kaum terpelajar harus cerdas dalam
menentukan pilihan, karena apapun pilihanya itu yang akan menentukan
nasib Gunungkidul khususnya dan Indonesia pada umumnya lima tahun
kedepan.
Aksi ditutup dengan membaca do’a bersama dan dilanjutkan memukul kentongan Titir
selama satu menit . “Kentongan adalah simbol cara berkomunikasi
masyarakat Jawa tentang bagaimana mengabarkan keadaan. Memukul kentongan
Titir adalah bentuk dari mekanisme komunal masyarakat untuk
memberitakan keadaan bahaya. Bahaya Money Politic yang marak
inilah yang dikabarkan dan harus dilawan melalui kentongan sebagai
isyarat bahwa Gunungkidul benar-benar memasuki politik siaga satu”
Teriak koordinator aksi ketika menutup orasinya. (Slrn/HNCRKFM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar