Gunungkidulpost.com
– Wonosari – Suhu politik di Kabupaten Gunungkidul siaga satu. Tidak
ingin suara masyarakat terbeli oleh para calon pemimpin tidak
bertanggung jawab, Forum Lintas Iman (FLI) menggelar aksi tolak money
politik di bundaran PLN Wonosari, Jum’at (4/4/2014) sore.
Dalam aksi tolak money politik
tersebut, juga hadir dari berbagai elemen masyarakat, LSM dan pemuda
yang tegabung dalam Ikatan Mahasiswa Gunungkidul (IMG). Sebelum
melakukan orasi, peserta demo membagikan selebaran kepada pengguna jalan
terkait dampak negatif dari money politik.
“Politik uang adalah sumber
utama korupsi di negeri ini. Sumber kebobrokan pembangunan diri kita,
lingkungan kita dan bangsa kita bahkan dunia,” tegas Aminudin Azis ketua
FLI Gunungkidul.
Azis mengatakan, yang akan
dilakukan para calon pemimpin jika menjadi kelak yakni jangka waktu lima
tahun. Menurutnya dalam jangka waktu lima tahun para calon pemimpin
yang mendapatkan kedudukan dapat melakukan apapun, tak terkecuali
korupsi.
“Jangan hanya karena nilai
rupiah yang habis sehari, sebulan ataupun setahun kita kehilangan
kemerdekaan diri kita, kemerdekaan jiwa kita, kemerdekaan bangsa kita.
Mari kita renungkan bersama, masih ada waktu untuk berfikir dan memilih
mana yang benar pilihan sesaui dengan lubuk hati kita,” ucapnya
dihadapat peserta aksi tolak money politik.
Pantauan Gunungkidulpost.com,
usai melakukan orasi peserta aksi kemudian melakukan doa bersama. Dengan
berdoa bersama diharapkan bangsa Indonesia khususnya Gunungkidul dapat
dipimpin pemimpin yang benar-benar berpihak kepada rakyat. Setelah
melakukan doa, ratusan peserta aksi kemudian membubarkan diri. (Tama)
http://gunungkidulpost.com/gunungkidul-siaga-1-money-politik/
FLI: Kondisi Politik Gunungkidul Siaga 1
WONOSARI, kabarhandayani.com – Maraknya pelanggaran money politics yang terjadi di Gunungkidul saat ini menjadi perhatian banyak kalangan yang memahami sepenuhnya fungsi pemilu. Pemilu legislatif yang akan digelar pada 9 April 2014 mendatang terindikasi sarat dengan money politics untuk strategi pemenangannya. Bahkan sebagian besar Caleg (Calon Legislatif) dari setiap partai peserta pemilu menggunakan cara ini untuk mengumpulkan suara.
Hal ini menjadi perhatian dan
keprihatinan Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul. Hasil rapat terbatas
hari ini Rabu (2/4/2014), FLI Gunungkidul berencana menghadap Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Gunungkidul.
Kamis (3/4/2014) pukul 14.00 WIB FLI Gunungkidul akan mengadakan
audiensi dan menyampaikan keprihatinan. Aksi tersebut rencananya akan
diikuti oleh beberapa perwakilan elemen keagamaan di Gunungkidul dan
komunitas atau organisasi yang merasakan keprihatinan yang sama.
FLI juga akan menyampaikan ke masyarakat umum atas keprihatinan dan bahaya money politics
dalam Agenda Aksi Keprihatinan yang akan digelar pada hari Jum’at
(4/4/2014) pukul 14.00 di Bundaran PLN, atau sebelah utara Alun-alun
Pemerintah Daerah Gunungkidul.
Maraknya bagi-bagi uang baik per gundul (baca: kepala) yang dikenal dengan istilah “gundulan” maupun secara kelompok semakin meresahkan masyarakat di hari-hari mendekati pelaksanaan pesta demokrasi 2014 ini.
“Ini semakin krusial ketika aparat
pemerintah di wilayah basis juga menjadi bagian dari struktur pemenangan
caleg. Bahkan kantong-kantong uang para caleg saat ini disinyalir
dikoordinir pemegang kekuasaan pemerintahan terbawah seperti lurah,
dukuh, RT maupun RW,” jelas Bekti Wibowo Suptinarso mantan anggota KPU
Gunungkidul 2003-2008.
Aminudin Azis mewakili FLI Gunungkidul
menjelaskan, “Besok Kamis (3/4/2014) pukul 14.00 WIB kami berencana
menghadap KPU dan Panwaslu Gunungkidul untuk menyampaikan keprihatinan
kami bersama ini. Pada hari Jum’at (4/4/2014) pukul 14.00 WIB, kami
mengajak semua elemen masyarakat yang peduli untuk bersama-sama
menyerukan kondisi yang memprihatinkan ini” jelasnya.
Dalam aksi yang akan digelar pada hari Jum’at 4 Maret 2014 nanti akan dilaksanakan Gerakan Tabuh Kenthongan Titir secara serentak.
“Kenthongan
adalah simbol cara berkomunikasi masyarakat Jawa. Bagaimana mengabarkan
keadaan atau menyampaikan berita melalui kenthongan sangat efektif
dalam gerakan secara komunal di masa lalu. Memukul kenthongan titir adalah bentuk dari mekanisme komunal masyarakat Jogja untuk memberitakan keadaan bahaya. Bahaya money politics
yang marak inilah yang akan kita kabarkan melalui kenthongan. Dalam 1
menit kita akan membunyikan kenthongan titir sebagai isyarat bahwa
Gunungkidul benar-benar memasuki status Politik Siaga 1,” tambahnya.
Amminudin Azis menghimbau kepada seluruh peserta aksi untuk membawa kenthongan pada aksi Jumat nanti.
FLI Gunungkidul juga mengajak seluruh
masyarakat atas nama pribadi maupun komunitas atau organisasi yang masih
memiliki cita-cita pemilu bersih dari politik uang untuk hadir pada
Aksi hari Jum’at 4 Maret 2014, pukul 14.00 WIB. Namun dengan tegas FLI
akan menolak caleg atau partisan yang membawa simbol-simbol partai
politik dalam aksi nanti.
Laporan Kontributor: Stjoko, Editor: Heryhttp://linkis.com/kabarhandayani.com/vQWOm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar