15/04/14

Gunungkidul Siaga 1 money politik


 DSC_6253
 
Gunungkidulpost.com – Wonosari – Suhu politik di Kabupaten Gunungkidul siaga satu. Tidak ingin suara masyarakat terbeli oleh para calon pemimpin tidak bertanggung jawab, Forum Lintas Iman (FLI) menggelar aksi tolak money politik di bundaran PLN Wonosari, Jum’at (4/4/2014) sore.

Dalam aksi tolak money politik tersebut, juga hadir dari berbagai elemen masyarakat, LSM dan pemuda yang tegabung dalam Ikatan Mahasiswa Gunungkidul (IMG). Sebelum melakukan orasi, peserta demo membagikan selebaran kepada pengguna jalan terkait dampak negatif dari money politik.

“Politik uang adalah sumber utama korupsi di negeri ini. Sumber kebobrokan pembangunan diri kita, lingkungan kita dan bangsa kita bahkan dunia,” tegas Aminudin Azis ketua FLI Gunungkidul.

Azis mengatakan, yang akan dilakukan para calon pemimpin jika menjadi kelak yakni jangka waktu lima tahun. Menurutnya dalam jangka waktu lima tahun para calon pemimpin yang mendapatkan kedudukan dapat melakukan apapun, tak terkecuali korupsi.

“Jangan hanya karena nilai rupiah yang habis sehari, sebulan ataupun setahun kita kehilangan kemerdekaan diri kita, kemerdekaan jiwa kita, kemerdekaan bangsa kita. Mari kita renungkan bersama, masih ada waktu untuk berfikir dan memilih mana yang benar pilihan sesaui dengan lubuk hati kita,” ucapnya dihadapat peserta aksi tolak money politik.

Pantauan Gunungkidulpost.com, usai melakukan orasi peserta aksi kemudian melakukan doa bersama. Dengan berdoa bersama diharapkan bangsa Indonesia khususnya Gunungkidul dapat dipimpin pemimpin yang benar-benar berpihak kepada rakyat. Setelah melakukan doa, ratusan peserta aksi kemudian membubarkan diri. (Tama)

 http://gunungkidulpost.com/gunungkidul-siaga-1-money-politik/

 FLI: Kondisi Politik Gunungkidul Siaga 1


WONOSARI, kabarhandayani.com – Maraknya pelanggaran money politics yang terjadi di Gunungkidul saat ini menjadi perhatian banyak kalangan yang memahami sepenuhnya fungsi pemilu. Pemilu legislatif yang akan digelar pada 9 April 2014 mendatang terindikasi sarat dengan money politics untuk strategi pemenangannya. Bahkan sebagian besar Caleg (Calon Legislatif) dari setiap partai peserta pemilu menggunakan cara ini untuk mengumpulkan suara.
Hal ini menjadi perhatian dan keprihatinan Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul. Hasil rapat terbatas hari ini Rabu (2/4/2014), FLI Gunungkidul berencana menghadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Gunungkidul. Kamis (3/4/2014) pukul 14.00 WIB FLI Gunungkidul akan mengadakan audiensi dan menyampaikan keprihatinan. Aksi tersebut rencananya akan diikuti oleh beberapa perwakilan elemen keagamaan di Gunungkidul dan komunitas atau organisasi yang merasakan keprihatinan yang sama.
FLI juga akan menyampaikan ke masyarakat umum atas keprihatinan dan bahaya money politics dalam Agenda Aksi Keprihatinan yang akan digelar pada hari Jum’at (4/4/2014) pukul 14.00 di Bundaran PLN, atau sebelah utara Alun-alun Pemerintah Daerah Gunungkidul.
Maraknya bagi-bagi uang baik per gundul (baca: kepala) yang dikenal dengan istilah “gundulan” maupun secara kelompok semakin meresahkan masyarakat di hari-hari mendekati pelaksanaan pesta demokrasi 2014 ini.
“Ini semakin krusial ketika aparat pemerintah di wilayah basis juga menjadi bagian dari struktur pemenangan caleg. Bahkan kantong-kantong uang para caleg saat ini disinyalir dikoordinir pemegang kekuasaan pemerintahan terbawah seperti lurah, dukuh, RT maupun RW,” jelas Bekti Wibowo Suptinarso mantan anggota KPU Gunungkidul 2003-2008.
Aminudin Azis mewakili FLI Gunungkidul menjelaskan, “Besok Kamis (3/4/2014) pukul 14.00 WIB kami berencana menghadap KPU dan Panwaslu Gunungkidul untuk menyampaikan keprihatinan kami bersama ini. Pada hari Jum’at (4/4/2014) pukul 14.00 WIB, kami mengajak semua elemen masyarakat yang peduli untuk bersama-sama menyerukan  kondisi yang memprihatinkan ini” jelasnya.
Dalam aksi yang akan digelar pada hari Jum’at 4 Maret 2014 nanti akan dilaksanakan Gerakan Tabuh Kenthongan Titir secara serentak.
“Kenthongan adalah simbol cara berkomunikasi masyarakat Jawa. Bagaimana mengabarkan keadaan atau menyampaikan berita melalui kenthongan sangat efektif dalam gerakan secara komunal di masa lalu. Memukul kenthongan titir adalah bentuk dari mekanisme komunal masyarakat Jogja untuk memberitakan keadaan bahaya. Bahaya money politics yang marak inilah yang akan kita kabarkan melalui kenthongan. Dalam 1 menit kita akan membunyikan kenthongan titir sebagai isyarat bahwa Gunungkidul benar-benar memasuki status Politik Siaga 1,” tambahnya.
Amminudin Azis menghimbau kepada seluruh peserta aksi untuk membawa kenthongan pada aksi Jumat nanti.
FLI Gunungkidul juga mengajak seluruh masyarakat atas nama pribadi maupun komunitas atau organisasi yang masih memiliki cita-cita pemilu bersih dari politik uang untuk hadir pada Aksi hari Jum’at 4 Maret 2014, pukul 14.00 WIB. Namun dengan tegas FLI akan menolak caleg atau partisan yang membawa simbol-simbol partai politik dalam aksi nanti.
Laporan Kontributor: Stjoko, Editor: Hery

http://linkis.com/kabarhandayani.com/vQWOm 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar