17/04/14

Lawan Politik Uang Dengan Titir

Wonosari – Yogyakarta (SK). Jum’at (04/04) Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul bersama elemen masyarakat Gapoktan, LSM, Pelajar SLTA dan Ikatan Mahasiswa Gunungkidul  menggelar aksi tolak money politic di Bunderan PLN Wonosari. Aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan terhadap maraknya praktek-praktek kotor yang dilakukan politisi untuk mendulang suara dalam pemilu yang akan digelar 9 April mendatang.
Aksi dimulai pukul 14.00 wib dengan membagi selebaran Petisi Gunungkidul Siaga I  "Gerakan Menolak Politik Uang" kepada pengguna jalan. Isi petisi tersebut diantaranya : Pertama, Mendukung proses politik secara santun, sesuai aturan, bersih dan tanpa diskriminasi. Kedua, Menolak sepenuhnya politik uang yang digunakan sebagai strategi pemenangan Pilek, Pilpres maupun Pilkada. Ketiga, Mendesak KPU dan Panwaslu untuk berani tegas bertindak terhadap pelanggar pemilu. Keempat, Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif memantau Pemilu. Kelima, Mewasdai serangan fajar dan berani melaporkan segala bentuk pelanggaran kepada Panwaslu. Keenam, Menjadi pemilih yang memilih Caleg benar, baik dan bersih. Ketujuh,Aktif dalam mensukseskan Pemilu untuk Pileg, Pilpres dan Pilkada yang LUBERJURDIL.
Aminudin Aziz selaku koordinator aksi dalam orasinya menyatakan bahwa dua bulan sebelum menggelar aksi mereka telah menyebar relawan untuk mencari informasi terkait praktik money politic.  Hasilnya 90% terjadi praktek politik uang di wilayah Gunungkidul. Sementara itu orator wakil dari pelajar SLTA menyatakan sebagai pemilih pemula harus jeli dalam menentukan pilihan. Politisi telah mendidik dan memberi contoh buruk kepada para pelajar dengan memberikan uang jajan dan mengarahkan pilihan politiknya. Selain itu wakil dari Ikatan Mahasiswa Gunungkidul menyatakan bahwa sebagai kaum terpelajar harus cerdas dalam menentukan pilihan, karena apapun pilihanya itu yang akan menentukan nasib Gunungkidul khususnya dan Indonesia pada umumnya lima tahun kedepan.
Aksi ditutup dengan membaca do’a bersama dan dilanjutkan memukul kentongan Titir selama satu menit . “Kentongan adalah simbol cara berkomunikasi masyarakat Jawa tentang bagaimana mengabarkan keadaan. Memukul kentongan Titir adalah bentuk dari mekanisme komunal masyarakat untuk memberitakan keadaan bahaya. Bahaya Money Politic yang marak inilah yang dikabarkan dan harus dilawan melalui kentongan sebagai isyarat bahwa Gunungkidul benar-benar memasuki politik siaga satu” Teriak koordinator aksi ketika menutup orasinya. (Slrn/HNCRKFM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar