|
Siswa mulai berdatangan di SMA N 1 |
Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Outbond
yang digelar SMA N 1 Wonosari, Jumat (27/12/2013) ternyata tak berijin
dari kepolisian dan tidak ada koordinasi dengan pihak pengelola Desa
Wisata Jelok (Dewi Elok).
Hal ini dikeluhkan Komisaris Polisi
Tri Pujo Santoso, Kapolsek Patuk, dirinya mengaku tak mendapatkan ijin
pemberitahuan kegiatan,”Kami tidak mendapatkan ijin kegiatan dari pihak
panitia. Padahal acaranya sendiri sampai lintas kecamatan, harusnya
melakukan ijin ke Polres,” katanya saat ditemui wartawan di halaman SMA N
1 Wonosari, disela-sela menantikan kepulangan para peserta outbond.
Tri Pujo menjelaskan, untuk melakukan
kegiatan outbond harusnya dilakukan survey terlebih dahulu dan melihat
situasi dan kondisi alam.“ Harapannya peserta bisa memahami medan dan
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti saat ini,” ucapnya.
Sementara Aminudin Aziz Pengelola Desa
Wisata Jelok menyayangkan kejadian ini. Pasalnya pihak dari panitia
tidak ada koordinasi sebelumnya kepada pihak pengelola.”Kami sebagai
pengelola sangat kecewa dengan peristiwa ini,” paparnya.
Dia juga menjelaskan, pihak panitia
juga tidak menggunakan jasa pemandu dari Desa Wisata Jelok, padahal
rafting (selusur sungai) yang dilakukan di Kali Oya tanpa pemandu itu
sangat berbahaya.” Saya benar-benr kecewa karena secara tidak langsung
pasti akan berdampak terhadap Dewi Elok,” jelasnya.
Dampak itu bisa berpengeruh secara
langsung maupun tidak langsung terhadap pengunjung Desa Wisata Jelok.
Pasalnya seolah-olah kejadian ini kesalahan dari pihak
pengelola."Padahal panitia benar-benar tidak ada koordinasi dengan pihak
pengelola. Mereka hanya memberitahukan akan mengadakan acara outbond,
tetapi tidak dijelaskan berapa jumlah pesertanya. Apa saja kegiatannya
juga tidak dijelaskan. Tahu-tahu mereka sudah mengambil perahu karet 6
unit, pelampung beberapa buah. Itu sama sekali tidak ijin kepada kita,
kemudian kejadian seperti yang tidak diinginkan ini," tegasnya.
Ditambahkan Azis, peristiwa ini
terjadi lantaran tidak ada koordinasi dari panitia kepada Dewi Elok,
“Yang namanya pemandu saja pukul 15.00 WIB itu sudah tidak berani
menurunkan wisatawan yang ingin rafting. Sebab perhitungannya perjalanan
dari bawah Jembatan Bunder hingga Dewi Elok akan memakan waktu lebih
dari 3 jam. Lha mereka berani-beraninya menurunkan peserta pukul 15.00
WIB, tanpa pemandu, bahkan sebagian besar tidak bisa berenang, itu
konyol namanya,” pungkasnya.