12/02/14

Outbond SMA N 1 Wonosari Ilegal



Outbond SMA N 1 Wonosari Ilegal
Siswa mulai berdatangan di SMA N 1

Wonosari, (sorotgunungkidul.com)--Outbond yang digelar SMA N 1 Wonosari, Jumat (27/12/2013) ternyata tak berijin dari kepolisian dan tidak ada koordinasi dengan pihak pengelola Desa Wisata Jelok (Dewi Elok).
Hal ini dikeluhkan Komisaris Polisi Tri Pujo Santoso, Kapolsek Patuk, dirinya mengaku tak mendapatkan ijin pemberitahuan kegiatan,”Kami tidak mendapatkan ijin kegiatan dari pihak panitia. Padahal acaranya sendiri sampai lintas kecamatan, harusnya melakukan ijin ke Polres,” katanya saat ditemui wartawan di halaman SMA N 1 Wonosari, disela-sela menantikan kepulangan para peserta outbond.
Tri Pujo menjelaskan, untuk melakukan kegiatan outbond harusnya dilakukan survey terlebih dahulu dan melihat situasi dan kondisi alam.“ Harapannya peserta bisa memahami medan dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti saat ini,” ucapnya.
Sementara Aminudin Aziz Pengelola Desa Wisata Jelok menyayangkan kejadian ini. Pasalnya pihak dari panitia tidak ada koordinasi sebelumnya kepada pihak pengelola.”Kami sebagai pengelola sangat kecewa dengan peristiwa ini,” paparnya.
Dia juga menjelaskan, pihak panitia juga tidak menggunakan jasa pemandu dari Desa Wisata Jelok, padahal rafting (selusur sungai) yang dilakukan di Kali Oya tanpa pemandu itu sangat berbahaya.” Saya benar-benr kecewa karena secara tidak langsung pasti akan berdampak terhadap Dewi Elok,” jelasnya.
Dampak itu bisa berpengeruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengunjung Desa Wisata Jelok. Pasalnya seolah-olah kejadian ini kesalahan dari pihak pengelola."Padahal panitia benar-benar tidak ada koordinasi dengan pihak pengelola. Mereka hanya memberitahukan akan mengadakan acara outbond, tetapi tidak dijelaskan berapa jumlah pesertanya. Apa saja kegiatannya juga tidak dijelaskan. Tahu-tahu mereka sudah mengambil perahu karet 6 unit, pelampung beberapa buah. Itu sama sekali tidak ijin kepada kita, kemudian kejadian seperti yang tidak diinginkan ini," tegasnya.
Ditambahkan Azis, peristiwa ini terjadi lantaran tidak ada koordinasi dari panitia kepada Dewi Elok, “Yang namanya pemandu saja pukul 15.00 WIB itu sudah tidak berani menurunkan wisatawan yang ingin rafting. Sebab perhitungannya perjalanan dari bawah Jembatan Bunder hingga Dewi Elok akan memakan waktu lebih dari 3 jam. Lha mereka berani-beraninya menurunkan peserta pukul 15.00 WIB, tanpa pemandu, bahkan sebagian besar tidak bisa berenang, itu konyol namanya,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar