22/05/13

Keselamatan Wisatawan Gua Harus Dijamin

Puluhan warga Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul beraudiensi dengan DPRD setempat mengenai Gua Pindul kemarin.
GUNUNGKIDUL – Pengelola Desa wisata Jelok, Desa Putat, Patuk Aminudin Azis mendesak Pemkab Gunungkidul berpikir keras bagaimana menjamin keselamatan wisatawan.

Peristiwa terjebaknya delapan orang saat banjir di Gua Sriti di Dusun Gelaran I, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Sabtu (2/3) sore seharusnya dijadikan momentum untuk segera melakukan penataan pengelolaan objek wisata gua yang terus bermunculan. Terutama, sambung dia, pembekalan bagi desa wisata yang memiliki potensi gua dengan dasar dasar pengetahuannya.

Dengan demikian, segala efek yang ditimbulkan atas objek wisata gua bisa diatasi dan bisa dijelaskan kepada wisatawan. ”Ini sangat penting. Kalau pemandu wisata gua tidak memiliki dasar-dasar pengenalan terhadap gua sangat berbahaya,” ucapnya kepada KORAN SINDO kemarin. Hal senada disampaikan Ketua Asintyacunyata Speleogical Club (ASC) Yogyakarta Bagus Yulianto.

Menurut dia, untuk bisa memasukkan wisatawan umum ke gua tidak semudah membawa wisatawan menikmati panorama alam. Terlebih, dengan objek wisata gua di Gunungkidul. ”Ada banyak karakter gua yang sudah saya masuki. Semua membutuhkan teknik tersendiri. Paling tidak pemandu wisata bisa melakukan cara dasar dan emergency penyelamtan terhadap kecelakaan di gua,” katanya.

Sementara, Wakil Bupati (Wabup) Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, insiden Gua Sriti baru pertama kali sepanjang sejarah wisata alam di kabupaten ini. ”Kami akan kontak SAR DIY. Jadi bisa memberikan pembekalan terhadap pemandu wisata gua dan juga pengetahuan tentang SAR,” kata Immawan.

Warga Pindul Protes Wabup

Puluhan warga Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul kemarin menggeruduk Gedung DPRD Gunungkidul. Mereka memprotes sikap Wabup Immawan Wahyudi yang dianggap mem-backup tiga pengelola Gua Pindul dan menutup akses bagi pengelola lain. Koordinator aksi Marsudi mengatakan, semestinya wabup tidak memihak dalam kemelut pengelolaan Gua Pindul.

Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa dianaktirikan. ”Ini persoalan serius. Jangan sampai justru pemkab tidak memediasi tapi malah berpihak pada salah satu pengelola,” katanya kepada wartawan sebelum audiensi kemarin. Dia berharap dalam kisruh Gua Pindul pemkab bisa menjadi penengah.

Selain itu, bisa menjadi pengayom sehingga kisruh tidak merembet ke mana-mana. ”Kami dengar langsung dari Koordinator Dewa Bejo. Bahwa dibelakang dia adalah Pak Immawan Wahyudi. Ini ada apa? Tolong ini diungkap,” beber warga lainnya, Ariyanto. Menurut warga, selama ini mereka hanya diklaim oleh pengelola Dewa Bejo dan lainnya. Alasannya, selama ini tidak semua warga bisa menikmati usaha pengelolaan Gua Pindul.

”Kami di sini telah diklaim saudara Bagyo, koordinator Dewa Bejo bahwa 800 kepala keluraga telah tergantung pada Pindul. Kenyataannya, kami tidak merasakannya,” sesalnya. Mereka diterima langsung oleh Plt Ketua DPRD Gunungkidul Sugito. Dia berjanji segera berkoordinasi dengan pemkab untuk menyelesaikan kisruh tersebut.

Dikonfirmasi, Immawan Wahyudi membantah memihak salah satu pengelola. Bahkan dia berani untuk masuk ke Bejiharjo untuk mengurai persoalan lantaran diperintah oleh Bupati Badingah. ”Saya bukan orang hebat yang memiliki kekuatan membackingi salah satu pihak,” jaminnya. ● suharjono

http://www.koran-sindo.com/node/298050

Tidak ada komentar:

Posting Komentar